Indonesia Siap Kolaborasi Kembangkan Ekonomi Biru

Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti (Doc: Bappenas)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Bali, VIVA – Dalam sesi paralel tematik "Unlocking the Blue Economy for Sustainable Growth" pada HLF MSP 2024, Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti, menekankan pentingnya pengembangan ekonomi biru sebagai motor pertumbuhan masa depan yang berkelanjutan.

Kepala Bapanas Sebut Beras Kena PPN 12 Persen Hanya yang di Impor untuk Hotel dan Restoran

Ekonomi biru, yang mencakup sektor kelautan seperti perikanan, energi terbarukan, dan transportasi laut, diperkirakan mampu menyumbang lebih dari US$ 1,5 triliun per tahun, serta menciptakan lebih dari 30 juta lapangan kerja di seluruh dunia.

“Indonesia dan Asia siap untuk berkolaborasi dengan anda semua untuk mengembangkan ekonomi biru, untuk meningkatkan penambahan nilai ekonomi dan mendukung pertumbuhan ekonomi,“ kata Amalia di hadapan delegasi Wakil Menteri Perdagangan Laos, Perwakilan OECD, dan delegasi negara lainnya dalam HLF MSP 2024, di Bali, pada Selasa, 3 September 2024.

Jaga Pasokan Energi Perode Nataru, PIS Kerahkan 326 Armada Tanker

Amalia juga mengungkapkan bahwa Indonesia, sebagai negara kepulauan, memiliki potensi besar dalam sektor ini dan telah memulai berbagai inisiatif untuk mengoptimalkan ekonomi biru. 

Dalam kesempatan tersebut, Deputi Amalia menambahkan bahwa Indonesia telah meluncurkan Blue Economy Roadmap sebagai bagian dari upaya untuk mengembangkan ekonomi biru yang berkelanjutan.

Kejar Target Kemandirian Energi Nasional, Pemerintah Pastikan Gandeng Produsen Listrik Swasta

Konsep ekonomi biru juga telah menarik perhatian global, dengan negara dan kawasan menyadari pentingnya pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan untuk pertumbuhan ekonomi, mata pencaharian, dan kesehatan lingkungan.

Deputi Amalia menjelaskan bahwa ekonomi biru mencakup lebih dari sekadar perikanan, melainkan juga sektor-sektor lain seperti perdagangan, transportasi, bioteknologi, energi terbarukan, penelitian, dan pendidikan.

Namun, dia juga mengingatkan tentang tantangan-tantangan yang dihadapi, termasuk penangkapan ikan berlebihan, polusi laut, dan kerusakan ekosistem. Ia menekankan perlunya kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk mendorong praktik ekonomi biru yang lebih berkelanjutan.

Indonesia pun berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan ekonomi biru melalui kebijakan dan investasi yang sesuai guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di masa depan.

"Kami terbuka untuk berkolaborasi dengan komunitas internasional dalam mengembangkan ekonomi biru sebagai sumber nilai tambah dan pertumbuhan ekonomi di masa depan," tutup Deputi Amalia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya