Inflasi Pendidikan Agustus 0,65 Persen, UKT dan SPP Jadi Biang Kerok

Uang Kuliah Tunggal (UKT).
Sumber :
  • anakUntad.com

Jakarta, VIVA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Agustus 2024 terjadi inflasi sebesar 2,12 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Kelompok pendidikan pun tercatat memberikan andil inflasi sebesar 0,04 persen atau mengalami inflasi 0,65 persen.

Tak Masalah Jadi Sandwich Generation, Ayu Ting Ting: Itu Jadi Pembuka Rezeki Gue

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan, penyebab inflasi pendidikan ini disebabkan karena kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP).

"Memang ini tercatat oleh BPS mengalami kenaikan di tahun ajaran baru 2024 ini. Kalau pendidikan tinggi negeri kan memang UKT ya, kalau di sekolah kan uang SPP-nya," kata Pudji dalam konferensi pers Senin, 2 September 2024.

Impor Susu Indonesia hingga Oktober 2024 Capai 257,3 Ribu Ton

Biaya Kuliah Sangat Mencekik di Masa Wabah COVID-19

Photo :
  • vstory

Dia menjelaskan, secara umum kenaikan biaya perguruan tinggi pada Agustus 2024 mengalami inflasi sebesar 0,46 persen. Salah satu faktornya adalah kenaikan UKT-nya.

Impor RI Oktober 2024 Naik Capai US$21,94 Miliar

"Dan dalam hal ini BPS tidak mencatat lebih rinci lagi, rincian dari pengeluaran untuk biaya pendidikan tinggi tadi," jelasnya.

Adapun BPS mencatat pada Agustus 2024 terjadi deflasi sebesar 0,03 persen secara bulanan atau month to month (mtm). Sedangkan secara tahunan inflasi sebesar 2,12 persen.

Pudji mengatakan secara bulanan, Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami  penurunan dari 106,09 pada Juli 2024 menjadi 106,06 pada Agustus 2024

Dia menjelaskan, untuk kelompok pengeluaran deflasi bulanan terbesar, yakni makanan minuman dan tembakau dengan deflasi sebesar 0,52 persen, atau memberikan andil deflasi sebesar 0,15 persen.

Sementara itu untuk kelompok yang memberikan andil inflasi di antaranya bensin dan cabai rawit dengan adil inflasi masing-masing sebesar 0,03 persen. Lalu, kopi bubuk dan emas perhiasan dengan inflasi masing-masing sebesar 0,02 persen.

Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia A. Widyasanti

Photo :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

"Kemudian juga beras dan sigaret kretek mesin atau SKM dan ketimun memberikan andil inflasi masing-masing 0,01 persen," jelasnya.

Selain itu, kelompok pendidikan juga memberikan andil inflasi sebesar  0,04 persen atau mengalami inflasi sebesar 0,65 persen. Selanjutnya ada biaya sekolah dasar, biaya kuliah perguruan tinggi, biaya SMP memberikan andil inflasi masing-masing sebesar 0,01 persen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya