EMEAP Soroti Dampak Digitalisasi dan Transisi Keuangan Hijau Pengaruhi Bisnis Sektor Keuangan

Deputi Gubernur BI, Juda Agung.
Sumber :
  • M Yudha P / VIVA.co.id

Jakarta, VIVABank Indonesia (BI) bersama otoritas keuangan negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik yang tergabung dalam Executives`Meetings of East Asia Pasific Central Banks (EMEAP) Working Group On Banking Supervision (WGBS) menyoroti soal tantangan dan perkembangan terkini serta respons kebijakan di sektor keuangan, termasuk pengawasan perbankan.

ISEW 2024 Ungkap Investasi dan Regulasi Jadi Kunci Akselerasi Proyek Energi Terbarukan

Deputi Gubernur BI, Juda Agung mengatakan bahwa lanskap sistem keuangan global telah mengalami evolusi signifikan, utamanya bersumber dari pesatnya kemajuan digitalisasi dan transisi keuangan hijau yang mempengaruhi model bisnis perbankan sekaligus menawarkan potensi yang besar. Namun, di sisi lain dapat menimbulkan kerentanan yang berdampak pada stabilitas sistem keuangan. 

"Perkembangan tersebut menuntut adaptasi respons kebijakan dan praktik pengawasan secara tepat dan efektif," kata Juda dalam keterangannya Senin, 2 September 2024.

Tips Buat Kelas Menengah agar Tetap Sejahtera

Ilustrasi sektor keuangan RI.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Lebih lanjut ditekankan, dari aspek digitalisasi sektor keuangan, regulator perlu mendorong inovasi dengan tetap memastikan pengelolaan risiko secara memadai, termasuk yang bersumber dari keamanan siber. 

Pramono Sebut Jokowi Siapkan Blueprint Transisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

Sementara itu, terkait upaya transisi keuangan hijau, regulator perlu mengambil inisiatif untuk mendukung transisi di sektor keuangan, diantaranya melalui kolaborasi bersama sektor industri, pengungkapan dan pelaporan berkelanjutan, penyediaan data, dan penguatan sinergi antar otoritas keuangan.

Diskusi dalam forum EMEAP WGBS juga mengulas pentingnya memahami dan menerapkan intelijen risiko siber yang efektif untuk menjaga sistem keuangan dan memastikan ketahanan operasional. Dalam hal ini, Bank Indonesia telah mengembangkan Kerangka Keamanan dan Ketahanan Siber yang didasarkan pada tiga pilar yaitu Tata Kelola, Pencegahan, dan Penanganan. 

Menurut Juda, kerangka kerja ini berfungsi sebagai pedoman bagi sektor keuangan, menetapkan standar minimum yang seragam untuk mencegah serangan siber. Pilar-pilar ini didukung oleh pengawasan dan kolaborasi yang berkelanjutan untuk memastikan bahwa setiap kerentanan dalam sistem sektor keuangan dapat diidentifikasi dan ditangani secepatnya.

Ilustrasi laporan keuangan.

Photo :
  • Freepik

Pertemuan EMEAP WGBS ke-56 menghasilkan berbagai inisiatif utama pada tiga area, yang meliputi keuangan berkelanjutan, kebijakan makroprudensial, dan upaya pemulihan  perbankan. Para peserta turut menyepakati rencana pengembangan kapasitas otoritas keuangan dengan prioritas pada area terkait manajemen risiko dan digitalisasi sektor keuangan sebagai bagian rencana tindak lanjut kolaborasi anggota EMEAP WGBS ke depan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya