Menilik Produksi Kopi Puntang, Juara Dunia yang Kaya Cita Rasa

Direktur Eksplorasi PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Muharram Jaya Panguriseng (kanan) dan petani memetik biji kopi tipe Arabika Priangan jenis Yellow Bourbone di Gunung Puntang.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim

Bandung, VIVA – Udara sejuk dan tanah yang kaya akan unsur hara membuat pohon kopi tumbuh subur di Gunung Puntang, Bandung Selatan. Biji kopi yang dihasilkan dari kebun itu pun sangat kaya akan cita rasa.

Kualitasnya tidak diragukan lagi. Bagaimana tidak, kopi ini telah meraih juara dunia di Specialty Coffee Association of America Expo di Atlanta, Amerika Serikat pada April 2016 lalu. Kopi puntang juga meraih juara I di Indonesia Cupping Contest XI 2019 mengalahkan kopi kerinci Jambi, kopi Gayo Aceh, kopi Mandailing dan kopi Kintamani.

Kopi Puntang kategori kopi arabika natural dinyatakan unggul dalam tingkat keasaman (acidity), kekentalan (body), aroma (fragrance), tingkat kemanisan (sweetness), rasa (flavour), bersih (clean) dan after test.

Untuk menuju lokasi kebun kopi di Desa Campaka Mulya, Kecamatan Cimaung itu bisa ditempuh dalam waktu kurang lebih 3 jam perjalanan dari Jakarta. Lokasinya ada di lereng Gunung Puntang di ketinggian 1250-1500 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Tim VIVA menilik langsung panen kopi yang dilakukan oleh petani kopi yang merupakan warga setempat. Kopi yang dipanen hari itu merupakan kopi tipe Arabika Priangan jenis Yellow Bourbone.

"Yellow Bourbone merupakan jenis kopi yang baru dikembangkan dan dinobatkan sebagai kopi Arabika terbaik di dunia dalam pertemuan produsen kopi dunia," ujar Deni Sofian Dimyati yang akrab disapa Abah Onil, Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Bukit Amanah, dikutip Minggu, 1 September 2024.

Kopi Gunung Puntang tipe Arabika Priangan jenis Yellow Bourbone

Photo :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim

Kopi Arabika Priangan ini dikenal juga dengan typica Sunda. Sejak 2017, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) lewat Pertamina EP Subang Field menjalankan program Masyarakat Peduli Alam Puntang (MELINTANG) dengan memberdayakan masyarakat yang tinggal di sekitar gunung puntang.

Letak kebun kopi ini juga tak jauh dari situs budaya radio malabar, radio pertama di Indonesia. Kawasannya yang sejuk nan asri membuat tempat ini ramai dikunjungi wisatawan untuk menginap, glamping atau sekadar mencicipi kopi tersebut.

LMDH Bukit Amanah memberdayakan warga sekitar untuk proses produksi kopi dari tanam, panen, hingga proses akhir. Kami diperlihatkan proses memanen yang dilakukan oleh petani kopi.

Petani yang didominasi ibu-ibu tampak terlatih memetik biji-biji kopi. Kopi yang dipanen itu kemudian dibawa dengan keranjang dan gendongan menuju saung salah satu kelompok tani untuk diolah lebih lanjut.

Proses Pengolahan

Rambang kopi atau perambangan merupakan proses awal pasca-panen kopi yang dilakukan dengan cara memisahkan biji kopi yang mengapung dan tenggelam dalam air.  Hal ini dilakukan untuk memisahkan tingkat kematangan biji kopi dan memisahkan kopi yang cacat.

Proses rambang kopi

Photo :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim

Kemudian, kopi pilihan akan dilakukan pengupasan kulit luarnya dengan alat bernama pulper untuk buah kopi basah. Sedangkan huller merupakan mesin pengupas kulit kering gabah kopi. 

Kopi nantinya bisa dijadikan beberapa varian tergantung jenis pengupasan, pencucian, dan fermentasi kopi. Adapun metode pengolahan yang biasa dipakai adalah Natural (metode tertua dalam pengolahan kopi) dan Washed (dicuci dengan air sebelum dikeringkan).

Proses pengupasan biji kopi dengan pulper

Photo :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim

Selain itu, juga ada metode Honey yaitu diolah dengan karakteristik rasa yang kuat tergantung pada lama fermentasi dan banyaknya getah yang tersisa. Metode ini dilakukan dengan pengupasan dan pengeringan biji kopi bersamaan dengan mucilage (lapisan getah) yang masih menyelimuti biji kopi. Mucilage yang masih menyerap udara membuat biji kopi lengket seperti madu.

Kemudian ada pula metode wine atau disebut juga dengan coffee fermented atau kopi yang mengalami proses fermentasi sebelum menjadi biji kopi. Cita rasanya unik menyerupai aroma wine.

LMDH Bukit Amanah memiliki fasilitas pengolahan kopi yang terbilang lengkap dari pulper, huller, green house hingga alat roasting. Adapun proses penjemuran kopi dilakukan di green house dengan lama penjemuran kopi memakan waktu 3-5 hari.

Penjemuran kopi di greenhouse

Photo :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim

Proses roasting dan pengemasan kopi puntang wangi dilakukan di saung kelompok LMDH Bukit Amanah. Di saung ini pula terdapat mesin roasting untuk memanggang kopi yang berupa green bean (biji kopi siap panggang).

"Alat yang paling (mahal) itu di alat roasting, kalau pakai yang murah itu rasa kopi itu sangat berbeda. Jadi ini mesin kopi mereknya William, produk lokal tapi paling bagus," jelas Abah Onil.

Roasting biji kopi

Photo :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim

Berdasarkan penelusuran di marketplace, harga mesin roasting William Edison ada di rentang harga Rp 34 juta sampai Rp 40 juta-an.

4 Bahan Saja, Ini Resep Caramel Macchiato Starb*cks yang Mirip Banget!

Dengan pendampingan dari PEP Subang Field sejak 2017, LMDH Bukit Amanah mulai menyajikan varian kopi spesial Puntang Wangi yang ditanam, dirawat, dan diolah langsung dari tangan petani kopi di selatan Kabupaten Bandung. 

Selain menjalankan usaha Kopi Puntang Wangi, mitra binaan juga menjalankan profesi tambahan sebagai petani kopi organik, melakukan kegiatan budidaya tanaman obat herbal organik dan kegiatan produksi kopi stamina.

Hasil Survei Catat Orang Indonesia Demen Banget Minum Kopi

Beberapa warga yang menjalani profesi tambahan yang ada di situ adalah Kartika dan Nurhayati. Mereka membantu proses sortir kopi hingga membantu racikan kopi stamina, salah satu produk LMDH Bukit Amanah.

Proses sortir kopi secara manual oleh warga yang bekerja di LMDH Bukit Amanah

Photo :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim
Petani Khawatir soal Gejolak Harga Cabai Merah Keriting di Nataru

Kopi stamina ini disebut cukup banyak peminatnya. Kopi ini diolah dengan bahan alami tambahan seperti jahe, kapulaga, hingga cengkeh.

"Biasa dilakukan (campuran) dengan green bean," kata Nurhayati.

Abah Onil menjelaskan bahwa Nurhayati dan Kartika bekerja di sini untuk mengisi waktu kosongnya. "Jadi warga di sini, ikut bekerja di sini," imbuh Abah Onil.

Program MELINTANG ini diinisiasi pada 2017, omzet kelompok usaha Kopi Puntang Wangi pun terus meningkat pesat. 

Pada tahun 2017 perolehan omzet tercatat sebesar Rp 270 juta, di tahun 2018 naik menjadi Rp 400 juta. Kemudian di tahun 2019 meningkat menjadi Rp 630 juta dan tahun 2020 omzetnya mencapai Rp 760 juta.

Bantuan Dukungan dari Pertamina

Pertamina Hulu Energi turut menyerahkan bantuan dukungan pembinaan kepada MELINTANG. Bantuan ini guna mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat Desa Campaka Mulya melalui budidaya tanaman kopi.

"Terima kasih kepada Pertamina. Bantuan ini kami butuhkan untuk memperbaiki akses jalan ke perkebunan dan penerangan di fasilitas pengolahan kopi," kata Abah Onil.

Direktur Eksplorasi PHE Muharram Jaya Panguriseng menyerahkan secara simbolis bantuan kepada kelompok Melintang yang diterima Abah Onil

Photo :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim

"Bantuan ini kami harapkan bisa terus mendukung pelestarian alam melalui pemberdayaan masyarakat dengan budidaya tanaman kopi," kata Direktur Eksplorasi PHE Muharram Jaya Panguriseng.

Kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat ini juga sejalan dengan komitmen Subholding Upstream Pertamina dalam mengimplementasikan nilai-nilai Environment, Social, and Governance (ESG) dan mendukung upaya Pemerintah Indonesia mewujudkan target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). 

Program pemberdayaan dengan produk unggulan Kopi Puntang Wangi berkontribusi terhadap pencapaian target SDGs Tujuan 8 tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.

Kopi Puntang Wangi

Photo :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya