Rosan Roeslani Optimis Ekonomi Indonesia Tumbuh 8%, Meski Sosialisasi Kebijakan Masih Jadi Kendala

Menteri Investasi, Rosan Roeslani
Sumber :
  • APEC Business Advisory Council (ABAC)

Jakarta, VIVA – Menteri Investasi, Rosan Roeslani menyatakan bahwa tidak ada alasan bagi Indonesia untuk tidak mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8%. Pernyataan ini disampaikan dalam acara  Future of Indonesia Dialogue di Hutan Kota by Plataran, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu (31/8/2029).

BI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi 2024 di Kisaran 4,7-5,5 Persen

Acara tersebut merupakan kerja sama antara APEC Business Advisory Council (ABAC) Indonesia dengan Kementerian Investasi/BKPM dan Kementerian Keuangan.

Rosan Roeslani menekankan bahwa potensi ekonomi Indonesia sangat besar, didukung oleh pernyataan dari para menteri yang ditemuinya di Singapura.

Ekonomi Kuartal III Tumbuh 4,95 Persen, Begini Jurus Pemerintah Kejar Target 8 Persen

“Saya masih ingat dalam pembicaraan saya dengan para menteri di Singapura, bahwa dibilang mestinya tidak ada alasan untuk tidak mencapai pertumbuhan enam, tujuh atau bahkan delapan persen,” kata Rosan, Sabtu (31/08/2024).

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi sebesar 8% bukanlah target yang mustahil. Ia juga menyoroti pencapaian yang telah lebih dulu dilakukan oleh negara yang sama-sama terletak di benua Asia yaitu China.

Ekonomi RI Kuartal III-2024 Tumbuh 4,95 %, Airlangga Sebut Lebih Baik dari Singapura hingga Arab

“Angka tersebut sangat kecil dari China, jadi kalau negara lain saja bisa, saya yakin bahwa kita bisa mencapai pertumbuhan itu,” ujar Rosan.

Ilustrasi grafik perekonomian (Source: https://www.istockphoto.com/id)

Photo :
  • vstory

Rosan menegaskan bahwa Indonesia memiliki keunggulan dalam teknologi satelit, yang meningkatkan konektivitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Selain itu, potensi kekayaan alam yang besar dan kebijakan pemerintah yang pro-investasi menjadi keuntungan bagi Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang signifikan.

“Modal utama kita adalah pusat satelit yang kita punya, dibandingkan oleh negara-negara lain. Kedua, kita punya begitu banyak potensi baik kekayaan alam dan kebijakan policy,” ungkapnya.

Namun, Rosan mengakui bahwa meskipun pemerintah telah menerapkan kebijakan yang baik, seperti omnibus law dan berbagai reformasi lainnya, seringkali kebijakan tersebut tidak tersampaikan dengan efektif kepada masyarakat.

“Tapi, kadang-kadang kebijakan yang kita sudah baik, contohnya seperti omnibus law dan lain-lain itu tidak tersampaikan ke mereka, tidak tersosialisasikan kepada mereka,” ujar Rosan.

Anindya Bakrie, Hashim Djojohadikusumo dan Rosan Roeslani

Photo :
  • Istimewa

Secara keseluruhan, Rosan Roeslani yakin bahwa Indonesia memiliki semua modal yang dibutuhkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8%.

Dengan komitmen yang kuat dari semua pihak dan strategi yang tepat, Indonesia tidak hanya dapat mencapai target tersebut, tetapi juga memperkuat posisinya sebagai salah satu kekuatan ekonomi utama di Asia dan dunia.

Acara tersebut juga dihadiri oleh tokoh-tokoh penting lainnya, termasuk Hashim Djojohadikusumo, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra sekaligus CEO Arsari Group, serta Anindya Novyan Bakrie, CEO Grup Visi Media Asia (VIVA).

Kehadiran mereka menunjukkan dukungan kuat dari berbagai kalangan terhadap upaya pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Hashim dan Anindya turut memberikan pandangan mereka mengenai pentingnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Pj Gubernur Sumut, Agus Fatoni.(dok Pemprov Sumut)

Pertumbuhan Ekonomi Sumut 5,2 Persen Lebih Tinggi dari Nasional, PON XXI Jadi Pendorong

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara (Sumut) pada Triwulan III Tahun 2024 membaik secara signifikan berada pada angka 5,20 persen (yoy).

img_title
VIVA.co.id
6 November 2024