Anindya Bakrie: Pencapaian di Olimpiade Mengajarkan Optimisme Hadapi Tantangan Ekonomi
- VIVA.co.id
Jakarta, VIVA – Ketua Dewan Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novyan Bakrie mengingatkan, seluruh dunia, termasuk Indonesia, saat ini menghadapi tantangan ketidakpastian ekonomi global. Kunci utama menghadapi tantangan tersebut adalah memperkuat optimisme.
Berbicara mengenai optimisme, pelaku ekonomi bisa belajar dari pengalaman kontingen Indonesia yang berlaga di Olimpiade Prancis 2024, yang berbuah 2 medali emas dan 1 perunggu.
Anindya, yang menjabat sebagai Chef de Mission atau ketua Kontingen Indonesia di Olimpiade Paris mengungkapkan, pihaknya dihadapkan pada kondisi yang sulit. Hingga 8 Agustus 2024 atau tiga hari menjelang Olimpiade berakhir, belum satu keping pun medali emas yang diraih atlet-atlet Indonesia.
“Olimpiade Paris 2024 dimulai dari 26 Juli 2024 sampai 11 Agustus 2024, berlangsung hampir tiga minggu. Bisa dibayangkan hingga 8 Agustus 2024 atau setelah 2,5 minggu belum dapat medali emas,” ungkapnya saat memberikan sambutan dalam Investortrust CEO Forum, dalam rangka HUT ke-1 Investortrust.id di Jakarta, Kamis, 29 Agustus 2024.
Dalam situasi tersebut, lanjut Anindya, Kontingen Indonesia tak patah semangat, tetap menjaga optimisme. Akhirnya atlet panjat tebing Veddriq Leonardo berhasil merebut medali emas setelah mengalahkan atlet asal China Wu Peng di Le Bourget Climbing Venue, Paris, Kamis 8 Agustus 2024.
Tak lama berselang, Rizki Juniansyah menyusul mengumandangkan Indonesia Raya berkat emas yang diraihnya dari cabang angkat besi kelas 73 kg. Dengan dua medali emas, ditambah satu medali perunggu oleh pebulutangkis Georgia Mariska Tunjung, Olimpiade Paris 2024 menjadi olimpiade dengan capaian terbaik Indonesia sejak 1992.
“Jadi artinya apa? Indonesia bisa. Bukan hanya bisa tetapi juga bisa bersaing di kancah global, di tempat yang tidak kita sangka-sangka," ujarnya.
Berkaca dari apa yang diraih Kontingen Indonesia di Olimpiade Paris 2024, Anindya mengajak kalangan pengusaha dan seluruh elemen masyarakat belajar bagaimana menangkap peluang di tengah tantangan perekonomian global. Dia menilai kondisi penuh ketidakpastian yang dialami oleh banyak negara di dunia dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
"Optimisme kita menghadapi tantangan ekonomi harus seperti optimisme kita waktu di Olimpiade. Jadi waktu seluruh dunia sedang dalam tantangan yang berimbas pada kita dari sisi geopolitik, dari sisi supply and demand, tantangan dari sisi rate (suku bunga) dan investasi, justru kita melihat banyak peluang-peluang Indonesia bisa mendapatkan emasnya," katanya.
Anindya menegaskan, Indonesia sudah sepatutnya optimistis di tengah kondisi perekonomian global yang penuh ketidakpastian. Selain dari sisi demografis dan geografis, Indonesia selama ini boleh dikatakan punya resiliensi atau daya tahan yang cukup baik dalam menghadapi berbagai krisis.
“Upaya setiap negara (mewujudkan) ketahanan pangan, ketahanan energi, dan ketahanan kesehatan itu justru bisa menjadi lahan untuk para pengusaha, dunia usaha secara keseluruhan, baik swasta, maupun BUMN, bahkan koperasi untuk berpartisipasi,” ujarnya.