Temukan Sumber Daya Migas Baru, Simak Jurus PHE Kembangkan Strategi Eksplorasi

Direktur Eksplorasi PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Muharram Jaya Panguriseng
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim

Kabupaten Bandung, VIVA – PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina berhasil menemukan sejumlah sumber daya migas baru pada awal tahun ini. Temuan migas tersebut antara lain lewat pengeboran Sumur Anggrek Violet (AVO)-001 di Sumatera Selatan, sumur Astrea (ATR)-001 di Riau dan sumur Julang Emas (JLE)-001 di Sulawesi Tengah.

Ditunjuk Jadi Penasihat Ahli Kepala SKK Migas, Ini Profil Laksda TNI Gendut Sugiono

Direktur Eksplorasi PHE, Muharram Jaya Panguriseng menegaskan, eksplorasi yang digencarkan adalah bentuk komitmen pihaknya dalam mendukung ketahanan energi nasional. 

Strategi eksplorasi yang telah dilakukan terbukti membuahkan hasil berupa temuan sumber daya migas baru.

Pemerintah Pacu Pengembangan Lapangan Gas Baru Dukung Swasembada Energi

Ia menjelaskan, strategi pertama yang dilakukan adalah dengan melakukan eksplorasi di sekitar ladang migas yang dimiliki (mature area) dengan memutakhirkan konsep eksplorasi yang didukung teknologi terbaru untuk menunjang pencapaian target produksi jangka pendek.

“Keberhasilan eksplorasi di mature area adalah pembuktian konsep perangkap stratigrafi (stratigraphic play) melalui temuan sumur eksplorasi Astrea (ATR)-001 di wilayah PHR di Rokan Hilir, Riau dengan uji produksi mencapai 3.064 barel minyak per hari,” ujar Muharram dalam acara Media Visit dan Outbound Subholding Upstream ke Mitra Binaan Zona 7 di kawasan Gunung Puntang, Bandung Selatan, Kamis, 29 Agustus 2024.

SKK Migas Putar Otak Demi Kejar Target 1.000 Sumur Minyak di 2025

Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Muharram Jaya Panguriseng dan Corporate Secretary PHE Arya Dwi Paramita

Photo :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim

Strategi kedua, lanjutnya, adalah dengan melakukan eksplorasi di area emerging/frontier yang lebih berisiko namun menjanjikan peluang penemuan sumber daya yang besar guna memenuhi target pertumbuhan produksi migas jangka panjang. 

Ia mencontohkan, kegiatan eksplorasi di area frontier yang saat ini sedang berjalan yaitu pemboran sumur wildcat Tedong (TDG)-001 di daerah Morowali Utara, Sulawesi Tengah. 

"Sumur Tedong (TDG)-001 sudah mencapai kedalaman akhir pada tanggal 25 Agustus 2024 dengan indikasi kolom migas yang cukup tebal," lanjut Muharram.

Ia menjelaskan, partnership atau kemitraan dengan yang memiliki teknologi yang baru juga akan dilakukan pihaknya untuk meningkatkan eksplorasi.

PHE Siap Agresif Eksplorasi Migas dengan Tetap Jadikan Lingkungan yang Utama

PHE juga menyatakan akan lebih agresif dalam melakukan eksplorasi migas. Hal ini mengingat kebutuhan migas dalam negeri yang akan terus meningkat. Agresifitas eksplorasi migas itu dilakukan dengan tetap menjadikan lingkungan adalah aspek yang utama.

“PHE perlu lebih agresif, tapi lingkungan tetap yang utama. Kita tidak perlu mempertentangkan ketahanan energi dengan NZE (net zero emmision), Jadi NZE ini bukan tidak ada lagi energi fosil, tapi tidak ada CO2,” jelas Muharram.

PHE telah melakukan inovasi teknologi Carbon Capture Utilization & Storage (CCUS) dan Carbon Capture Storage (CCS) yang telah memberikan hasil positif di beberapa tempat.

“Jadi CO2 itu dikembalikan ke bumi, itu langkah yang kita ambil. Saya melakukan komunikasi ke kawan-kawan batu bara, selama bisa meng-capture co2. Kita bisa menyediakan storage-nya. Selain migas, juga menyelamatkan lingkungan hidup, kita kembalikan CO2 ke perut bumi kita tanam di sana,” katanya.

Untuk mendukung tumbuhnya ekonomi, lanjutnya, Indonesia tidak mungkin menafikan eksplorasi dan eksploitasi migas. Strateginya adalah bagaimana menangkap CO2 dan dikembalikan ke bumi sehingga tidak menyebabkan kerusakan. Apalagi cekungan migas di Indonesia masih sangat banyak yang belum dieksplorasi.

“Masih ada 80 persen cekungan belum dieksplorasi, tidak perlu khawatir dengan emisi karena kita sudah ada solusinya, energi tetap kita keluarkan (eksplorasi), tapi emisi mesti kita kelola,” katanya.

Corporate Secretary PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Arya Dwi Paramita

Photo :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim

Corporate Secretary PHE, Arya Dwi Paramita menambahkan, akses atau teknologi untuk mengantarkan karbon ke dalam bumi itu sebenarnya ada di industri hulu migas. Dengan teknologi yang mumpuni, CO2 bisa kembali ditempatkan ke ‘rumahnya’.

“Yang punya akses mengantarkan karbon ke rumahnya itu adalah industri hulu migas,” tegas Arya.

Untuk itulah, ke depannya industri hulu migas, khususnya PHE akan berperan dalam menekan impor migas, berperan meningkatkan devisa, menumbuhkan ekonomi Indonesia, dengan tetap menjaga lingkungan sebagai hal yang utama.

Dalam menjalankan bisnis di sektor hulu migas, PHE berkomitmen untuk mewujudkan amanah UU Energi Nomor 30 Tahun 2007 tentang Tujuan Pengelolaan Energi yang terbagi dalam beberapa sektor, yaitu Availability, Accessibility, Acceptability, dan Sustainability

Terkait Availability, PHE berkomitmen menyediakan energi yang dapat memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat dan industri. "Dalam hal ini PHE agresif melakukan eksplorasi untuk menemukan sumber-sumber minyak dan gas bumi (migas)," kata Direktur Eksplorasi PHE Muharram. 

Dalam hal Accessibility, PHE gencar membangun infrastruktur energi di seluruh wilayah nusantara sehingga memberikan kemudahan untuk masyarakat dan industri. "Eksplorasi migas di wilayah Indonesia Timur masih memiliki potensi besar untuk mendukung ketahanan energi tanah air, " ucapnya.

"Dari sisi Acceptability, kami berupaya terus menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup," tambah Muharram. 

Dari aspek Sustainability, PHE menjamin pengelolaan sumber daya energi secara optimal, terpadu dan berkelanjutan. Terkait aspek Sustainability, jelas Muharram, PHE memiliki strategi transisi energi melalui peningkatan pemanfaatan energi gas yang ramah lingkungan, program dekarbonisasi dan inovasi CCUS dan CCS. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya