Tumbuh 14,4 Persen, BTN Pastikan Tren Suku Bunga Tinggi Tak Pengaruhi Serapan KPR

[dok. Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk alias BTN, Nixon LP Napitupulu, di acara peluncuran pilot project Rumah Rendah Emisi di Perumahan Mutiara Gading City, Bekasi, Kamis, 29 Agustus 2024]
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Bekasi, VIVA - Tahun 2024 memiliki tantangan tersendiri bagi sektor perbankan di Tanah Air, seiring dengan tren era suku bunga tinggi (higher for longer) di tingkat global yang diperkirakan masih akan berlanjut.

BRI Tawarkan KPR DP 0% di HUT ke-129, Cek Rinciannya!

Dikhawatirkan, situasi tersebut akan membuat serapan kredit perbankan melambat, seiring dengan potensi naiknya non-performing loan (NPL) alias kredit macet.

Namun, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk alias BTN, Nixon LP Napitupulu mengatakan, kekhawatiran semacam itu tidak terjadi di serapan kredit BTN. Sebab, untuk serapan kredit pemilikan rumah (KPR) hingga semester I-2024 di BTN, Nixon memastikan terdapat pertumbuhan hingga hampir mencapai 15 persen.

Bale by BTN Dirilis, Intip Kelebihannya

Ilustrasi perumahan.

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

"Sebenarnya kalau dibilang serapan (kredit)-nya rendah sih enggak terlalu ya. Kita hari ini, di KPR ya, malah sudah tumbuh 14 persen, menuju 15 persen," kata Nixon saat ditemui di Bekasi, Jawa Barat, Kamis, 29 Agustus 2024.

Meriahkan HUT Ke-129, BRI Luncurkan Promo Spesial KPR

"Posisi tengah tahun yang sudah publikasi (pertumbuhan kredit mencapai) 14,4 persen. Nah kita malah lagi coba berusaha turunin," ujarnya.

Dia memastikan, dampak dari penyerapan kredit KPR untuk segmen rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) atau menengah ke bawah, justru tidak mengalami perubahan yang signifikan di tengah tingginya tren suku bunga.

Meskipun di sisi lain, Nixon mengakui bahwa KPR untuk segmen rumah maupun apartemen mewah memang mengalami penurunan permintaan.

"Kalau di rumah MBR signifikansi perubahannya enggak terlalu banyak. Rasanya sih serapannya normal-normal aja. Itu kalau rumah menengah bawah ya. Yang permintaan turun kan yang high rise, yang apartemen maupun rumah-rumah mewah saja," kata Nixon.

Sementara untuk potensi meningkatnya NPL alias kredit macet, Nixon memastikan bahwa setelah adanya tiga kali langkah restrukturisasi kredit pasca COVID-19 lalu, saat ini kondisinya sudah kembali berlaku normal seperti era sebelum pandemi.

"NPL itu setelah yang kemarin restrukturisasi COVID-19, karena sudah berhenti restrukturisasinya, jadi kita enggak bisa teruskan lagi. Sudah 3 kali restrukturisasi, sudah 3 kali kesempatan penundaan angsuran, bahkan ada yang sampai 0," kata Nixon.

"Nah, sekarang sudah berlaku normal, dan kita enggak bisa meneruskan lagi (restrukturisasinya)," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya