Hashim Sebut Prabowo Targetkan Kontribusi Sektor Perumahan Capai 25 Persen dari GDP
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta, VIVAÂ - Ketua Satgas Perumahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Hashim S. Djojohadikusumo menyampaikan, Presiden terpilih Prabowo Subianto telah menargetkan untuk mendongkrak kontribusi sektor perumahan di Tanah Air, hingga mencapai 25 persen dari gross domestic product (GDP).
Menurut dia, kontribusi sektor perumahan terhadap GDP saat ini masih sangat kecil karena baru mencapai angka 3 persen.
"Di Indonesia sektor perumahan kan sangat kecil ya. Yang saya dapat waktu itu mungkin 3 persen (dari GDP)," kata Hashim dalam acara peluncuran pilot project Rumah Rendah Emisi di Perumahan Mutiara Gading City, Bekasi, Kamis, 29 Agustus 2024.
"Nah, tujuan kita, dari 3 persen itu kita akan nanti jadi 25 persen dari GDP, itu nanti dari sektor perumahan," ujarnya.
Hashim menjelaskan, target sebesar itu dicanangkan oleh pemerintahan Prabowo-Gibran mendatang, dengan berkaca pada pengalaman Tiongkok yang telah mengembangkan sektor perumahannya sejak medio 1980-an silam.
Sehingga, dalam 35 tahun upaya Negeri Tirai Bambu itu mengembangkan sektor perumahannya, hal itu telah berkontribusi sangat signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok secara nasional.
Bahkan, Hashim mengakui bahwa dengan kontribusi sektor perumahan yang porsinya mencapai 25 persen dari GDP Tiongkok, hal itu telah ikut mendongkrak perekonomian mereka hingga tumbuh di atas angka 10 persen dalam kurun waktu 35 tahun.
"Kalau kita lihat pengalaman pembangunan di beberapa negara yang berhasil membangun (sektor perumahan), terutama dari Republik Rakyat Tiongkok, kita lihat dari tahun 1980-an sampai tahun 2017, sektor perumahan merupakan 25 persen dari GDP Tiongkok," kata Hashim.
"Selama 35 tahun ekonomi Tiongkok bertumbuh kurang lebih 10 persen ke atas, itu fakta. Dan salah satu penyebab dan pendorong pertumbuhan di Tiongkok adalah sektor perumahan, dan sektor terkait lainnya seperti konstruksi. Itu adalah tujuan kita. Apalagi Pak Prabowo sudah canangkan pertumbuhan ekonomi minimal 8 persen. Bukan maksimal, minimal 8 persen," ujarnya.