Strategi Kemendag Perluas Pasar UMKM di Ekosistem Ekonomi Digital
- The Financial Express
Jakarta, VIVA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) menggandeng sejumlah pihak seperti Lampu.id, Lazada Indonesia, dan Komunitas Tangan Di Atas (TDA), menginisiasi gelaran pelatihan Jadi Go Digital (JAGO) yang ditujukan bagi para pelaku UMKM lintas industri.
Direktur Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Krisna Ariza mengatakan, pelatihan JAGO ini akan mengembangkan ekosistem ekonomi digital, sebagai upaya krusial yang wajib didukung kolaborasi lintas sektor dalam menciptakan pengusaha lokal yang berkesinambungan.
"Rangkaian pelatihan ini bertujuan untuk memberikan edukasi komprehensif, tentang pemanfaatan ekosistem digital dalam pengembangan usaha dan mengupayakan pelaku usaha mencapai pasar yang luas," kata Krisna dalam keterangannya, Rabu, 28 Agustus 2024.
Dia memastikan, Kemendag telah memahami bahwa keterampilan digital yang mumpuni, merupakan salah satu tantangan bagi UMKM lokal untuk mengembangkan bisnis mereka. Karenanya, program Jadi Go Digital alias program JAGO ini, merupakan intensifikasi program literasi digital yang dilaksanakan Kementerian Perdagangan.
"Yang tidak hanya berfokus pada pemasaran produk, melainkan juga meningkatkan kemampuan para pelaku usaha," ujar Krisna.
Sehingga, lanjut Krisna, diharapkan kedepannya program pemasaran yang dijalankan secara mandiri oleh para UMKM bisa semakin matang, dalam menciptakan produk berkualitas yang bahkan mampu menembus pasar ekspor.
"Ke depannya akan terdapat beberapa seri pelatihan, yang dibuka dengan pelatihan berfokus pada kreasi konten pemasaran, lalu dilanjutkan dengan pengelolaan usaha hingga pengemasan," ujarnya.
Sebagai informasi, dalam upaya mewujudkan tujuan tersebut, Lampu.id menunjukkan komitmennya menjalin kemitraan strategis bersama komunitas yang memiliki cakupan nasional. Program ini diikuti lebih dari 1.000 UMKM yang mendaftar, dengan hasil akhir berupa 250 UMKM terpilih untuk mengikuti program pelatihan.
Seleksi dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai variabel penilaian, termasuk kinerja bisnis, kemampuan adaptasi terhadap teknologi digital, hingga potensi ekspansi usaha.