Manfaatkan Limbah Serbuk Kayu Gantikan Batu Bara, PLTU Ombilin Tingkatkan Perekonomian Masyarakat

Proses penyediaan sawdust oleh masyarakat yang nantinya digunakan untuk energi primer pengganti batu bara di PLTU Ombilin [dok. Humas PLN Indonesia Power]
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta, VIVA – PLN Indonesia Power (PLN IP) melalui Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ombilin, Sumatera Barat, memanfaatkan limbah serbuk kayu (sawdust) sebagai alternatif untuk campuran batu bara.

Bahlil Ungkap Strategi Penggunaan Batu Bara untuk PLTU Menuju Net Zero Emmision

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra menegaskan, langkah ini merupakan komitmen pihaknya untuk terus genjot penggunaan biomass di PLTU, melalui program cofiring.

"Selain sebagai green booster dalam akselerasi transisi energi di Tanah Air, hal ini pun menimbulkan dampak ganda yaitu meningkatkan perekonomian masyarakat," kata Edwin dalam keterangannya, Rabu, 28 Agustus 2024.

Terapkan ESG, PLN Indonesia Power Usung Blue Economy Dongkrak Sektor Pariwisata

PLTU Ombilin di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat

Photo :

Dia mengatakan, PLTU Ombilin telah menerapkan uji coba cofiring dengan memanfaatkan biomassa berupa sawdust sejak Mei 2023, sebagai upaya mengakselerasi transisi energi di Indonesia.

PLTU Jeranjang Terapkan Cofiring dan Ciptakan Dampak Ganda

"Penggunaan biomassa di unit pembangkit PLN IP ini akan turut menurunkan emisi yang berasal dari sektor ketenagalistrikan, hal ini merupakan dukungan korporasi sebagai key player sektor hulu kelistrikan kepada Pemerintah untuk mencapai Net Zero Emision pada tahun 2060," ujar Edwin.

Dia mengungkapkan, PLN IP UBP Ombilin telah menggunakan 6.540,96 ton sawdust yang menghasilkan daya listrik sebesar 4.995,19 Megawatt hour (MWh), untuk menopang kelistrikan di wilayah Sumatera Bagian Tengah.

"Penggunaan biomass untuk bahan bakar cofiring PLTU Ombilin akan terus ditingkatkan sampai dengan 5 persen untuk tahun 2024 hingga 2025," kata Edwin.

Selain menggunakan limbah serbuk kayu atau sawdust, Dia menjelaskan bahwa sumber lain yang digunakan untuk biomass cofiring berasal dari tanaman energi yang ditanam pada lahan kering, atau dibudidayakan pada kawasan hutan tanaman energi seperti pohon kaliandra, gamal dan lamtoro.

Di sisi lain, Edwin menjelaskan bahwa dalam proses penyediaan sawdust, PLN Indonesia Power UBP Ombilin mengusung konsep ekonomi kerakyatan. Dimana masyarakat dilibatkan dalam menyediakan bahan baku sawdust, sehingga program cofiring ini tidak hanya mengurangi emisi karbon dan transisi energi namun juga meningkatkan perkonomian masyarakat secara langsung.

"Program uji coba cofiring ini memberikan banyak manfaat, dari sisi korporasi maupun juga dari sisi masyarakat. Dimana program ini turut meningkatkan penghasilan bagi masyarakat dengan memasok sawdust ke PLTU Ombilin," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya