Bursa Asia Merosot Jelang Rilis Data Inflasi dan Potensi Kenaikan Suku Bunga Australia
- Pixabay
Asia, VIVA – Bursa Asia-Pasifik bergerak lebih rendah saat pembukaan pasar pada Rabu (28/8/2024) pagi. Mayoritas indeks melemah imbas kabar bank sentral Australia berencana menaikkan tingkat suku bunga.
Berdasarkan catatan bank sentral Australia pada pertemuan terakhir mengungkapkan telah mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga sebagai upaya mengendalikan inflasi di negara Kangguru itu.
Mengutip CNBC, pasar memprediksi inflasi melambat menjadi 3,4 persen tahun ke tahun (yoy). Diketahui, tingkat inflasi Australia sebesar 3,8 persen pada bulan Juni atau akan turun 0,4 persen bulan ke bulan (mom).
Sentimen tersebut memberi pengaruh terhadap pergerakan indeks di bursa. Indeks S&P/ASX 200 Australia berada pada level 7.996 atau lebih rendah dari penutupan terakhirnya di posisi 8.071,2.
Nikkei 225 Jepan ikut merosot pada pembukaan pasar yang lebih lemah. Kontrak berjangka di Chicago pada level 38.170 dan kontrak sejenis di Osaka di posisi 38.230. Sementara pada penutupan sebelumnya berada di level 38.288,62.
Indeks Hang Seng Hong Kong berjangka turun dari 17.874,67 menjadi 17.871.
Perusahaan ritel China, JD.com mengumumkan pembelian kembali (buy back) saham senilai US$ 5 miliar pada Selasa malam. Lantas mendorong kenaikan nilai saham sebanyak 2,24 persen yang terdaftar di bursa AS.
Di samping itu, Wall Street justru perkasa. Tiga indeks acuan AS kompak bergerak naik saat investor menanti laporan pendapatan raksasa teknologi Nvidia yang akan dirilis hari Rabu ini.
Indeks Dow Jones Industrial Average menguat tipis 0,02 persen dan ditutup pada level 41.250,5. Menyusul kenaikan S&P 500 dan Nasdaq Composite merangkak naik 0,2 persen dan menutup perdagangan pada level 17.754,82.