Jerome Powell Pertegas The Fed Pangkas Suku Bunga, Begini Proyeksi IMF

Gubernur Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell
Sumber :
  • Twitter.com/@federalreserve

Jakarta, VIVA – Ketua Federal Reserve Jerome Powell memberikan sambutan yang mengindikasikan bank sentral AS itu benar-benar memangkas suku bunga pada pertemuan di bulan September mendatang. Dana Moneter Internasional (IMF) membeberkan proyeksi terkait penurunan suku bunga AS.

Dalam pidato simposium pada pertemuan tahunan di Jackson Hole pada Jumat (23/8/2024), Powell mengatakan 'waktunya telah tiba' yang merujuk indikasi pemangkasan suku bunga. Ini menimbulkan pertanyaan pelaku pasar perihal berbagai potensi yang mungkin timbul.

Kepala Ekonom Dana Moneter Internasional (IMF) Pierre Olivier memberikan proyeksi perihal keuangan AS maupun global. Menurut Gourinchas, ekonomi AS mempunyai kinerja sangat baik dengan laju inflasi yang melambat, aktivitas ekonomi meningkat hingga pasar tenaga kerja yang mulai dingin.

"Dari perspektif ini, saya rasa pendekatan Fed sudah tepat," ujar Gourinchas dikutip dari Yahoo Finance dikutip Rabu, 28 Agustus 2024.

ilustrasi suku bunga

Photo :
  • Adri Prastowo

Gourinchas menggarisbawahi bahwa Fed telah menyoroti berkurangnya risiko inflasi sehingga menciptakan ruang menurunkan suku bunga acuan. Lebih lanjut, Gourinchas memperkirakan The Fed hanya satu kali memangkas suku bunga acuan pada tahun 2024 ini.

Meskipun begitu, Gourinchas tidak menutup kemungkinan The Fed akan melakukannya lebih dari satu kali. Dengan catatan ekonomi terus mencatat prestasi baik  untuk mendukung kebijakan The Fed ini.

"Saya kira kita dapat mengharapkan lebih dari itu," imbuhnya.

Pemangkasan suku bunga tentu akan mempengaruhi kondisi pasar global. Gourinchas mengutarakan setidaknya dua skenario yang mungkin terjadi setelah bank sentral AS memulai siklus pemotongan suku bunga.

Bitcoin Diproyeksi Anjlok 20 Persen Usai Fed Pangkas Suku Bunga AS

Pada skenario positif, yakni gap suku bunga antara AS dan negara-negara lain menyempit. Kondisi ini memungkinakan penguatan mata uang global dan menjadi negara berkembang ikut memangkas suku bunga negara masing-masing.

Sebaliknya, skenario yang lebih fluktuatif dapat terjadi apabila aksi 'pendinginan tajam' aktivitas ekonomi justru memaksa The Fed untuk melonggarkan kebijakan lebih agresif lagi. Jika benar terjadi maka berdampak negatif pada ekonomi pasar negara berkembang.

IHSG Sesi I Menguat, Simak 5 Saham Kinclong

Gourinchas menegaskan mandat prioritas bank sentral sebenarnya memastikan adanya stabilitas harga terlebih dahulu," tegas Gourinchas. Ketika inflasi turun akan membawa ekonomi negara Pam Sam mendekat dengan target bank sentral. 

Rupiah Dibuka Melemah Terdorong Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga AS

"Pada titik itu akan terjadi perubahan, seperti yang kita lihat sekarang dengan Federal Reserve dan bank sentral lain mulai mempertimbangkan gambaran yang lebih luas. Terutama saat tekanan pasar tenaga kerja tidak lagi berkontribusi terhadap tekanan inflasi," tuturnya.

"Saya pikir pada titik itu barulah mulai menentukan cara terbaik untuk 'pendaratan yang mulus'", pungkasnya.

ilustrasi suku bunga

Ekonom Prediksi BI Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di 6,25 Persen

Ekonom memproyeksikan Bank Indonesia (BI) akan kembali menahan suku bunga acuannya atau BI Rate di level 6,25 persen.

img_title
VIVA.co.id
18 September 2024