Kumpulkan Mantan Menko Perekonomian, Airlangga Bahas Masa Depan Kelas Menengah RI
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta, VIVA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengumpulkan sejumlah mantan menko perekonomian dan sejumlah pejabat lain di kantor Kemenko Perekonomian, untuk mendiskusikan potensi kelas menengah Indonesia ke depan.
Pantauan VIVA di lokasi, dialog yang digelar tertutup dengan tema 'Peran dan Potensi Kelas Menengah Menuju Indonesia Emas 2045' itu, turut dihadiri oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Wakil Menteri Keuangan I Suahasil Nazara, mantan Menko Perekonomian ke-11 Aburizal Bakrie, mantan Menko Perekonomian ke-16 Darmin Nasution, serta Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani.
Airlangga mengatakan, kelas menengah yang berjumlah sekitar 17,13 persen dari total penduduk Indonesia itu, merupakan motor utama penggerak ekonomi nasional.
"Dan aspiring middle class itu juga sudah mendekati 50 persen. Tentunya pada waktu sebelum COVID-19 angkanya sedikit lebih tinggi. Ini karena ada efek dari COVID-19, yang sering disampaikan oleh BUMi sebagai scaring effect. Di mana ini diharapkan bisa diperbaiki ke depannya," kata Airlangga di kantornya, Selasa, 17 Agustus 2024.
Dia menambahkan, pembahasan juga menyasar karakteristik kelas menengah terkait dengan pola konsumsi mereka. Di mana pengeluaran terbesar biasanya berasal dari sektor kebutuhan untuk makanan, diikuti oleh perumahan, kesehatan, pendidikan, hingga hiburan atau sektor biasa lainnya.
"Perumahan menjadi prioritas, ini menjadi salah satu pengeluaran kedua terbesar setelah makanan dan minuman. Sehingga bagi kelas menengah sektor perumahan ini menjadi penting," ujar Airlangga.
Kemudian, lanjut Airlangga, kelas menengah juga punya peran strategis untuk mendukung perekonomian. Terutama, selain berkontribusi terhadap entrepreneurship ataupun kewirausahaan, kelas menengah juga berperan terhadap penciptaan lapangan kerja.
Peran serupa juga ada dalam investasi yang positif, yang tentunya juga akan membuat perubahan sosial terutama untuk mencapai Indonesia Emas di 2045.
"Oleh karena itu, untuk menjaga kelas menengah, kita perlu mendorong pertumbuhan perekonomian yang stabil dan tinggi," kata Airlangga.
"Karena ini akan mendorong kelas menengah kita untuk terus tumbuh, dan mengurangi mereka yang aspiring middle class ataupun penurunan dari kelas menengah itu sendiri," ujarnya.