Investasi Teknologi Anjlok, Erick Thohir Serahkan Hibah ke 20 Startup
- Viva/Trisya Frida
Jakarta, VIVA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengatakan, saat ini para pelaku usaha rintisan alias startup di Tanah Air, tengah kesulitan mendapatkan investasi untuk mengembangkan usahanya. Investasi teknologi kini disebut telah anjlok hingga 65 persen, sehingga menurut Erick, investasi teknologi saat ini tengah memasuki periode 'musim dingin'.
Dengan kondisi tersebut, Erick pun turun tangan dengan membagikan hibah sebesar Rp 150 juta bagi masing-masing 20 startup pilihan, yang terpilih dalam kompetisi pitching 'Pikiran Terbaik Negeri' yang digelar oleh Yayasan BUMN.
"Di tengah situasi musim dingin investasi sektor teknologi, dimana saya dengar datanya 65 persen (investasi teknologi) turun tidak seperti tahun sebelumnya, maka Yayasan BUMN memberikan solusi dengan hibah sebagai bantuan," kata Erick di Jakarta, dikutip Senin, 26 Agustus 2024.
Dia mengatakan, seleksi yang dilakukan Yayasan BUMN terhadap ke-20 startup penerima hibah itu, sudah dilakukan dengan sangat ketat. Dimana, terdapat tiga isu utama yang digaungkan di dalamnya, yang mencakup soal kesehatan ibu dan anak, kesehatan mental, hingga masalah kelestarian lingkungan.
"Yayasan coba melihat berbagai problem yang ada, sehingga kita coba fokus yaitu satu di masalah kesehatan ibu dan anak, dua kesehatan mental, lalu juga kerusakan lingkungan yang tidak kalah pentingnya," ujarnya.
Terkait masalah kesehatan ibu dan anak, Erick mengaku pihaknya menyoroti soal tingginya data stunting. Dimana pada tahun 2020 lalu, tercatat ada 149 juta anak mengalami malnutrisi, dan sekitar 6,3 juta di antaranya adalah anak-anak Indonesia.
Mengenai masalah kesehatan mental, Erick memaparkan data mengejutkan soal 61 persen remaja di Indonesia memiliki pemikiran untuk bunuh diri. Hal itu terjadi karena isu kesehatan mental, dimana sekitar 1 dari 3 remaja Indonesia mengalami masalah tersebut.
"Kasus bunuh diri yang menjadi realitas hari ini, tak banyak yang terdata dan tertulis. Ini isunya yang bikin kaget," kata Erick.
Sementara di isu lingkungan, Erick menyoroti penurunan kualitas hingga sebesar 25 persen pada lahan-lahan di Indonesia. Sebab, diakuinya bahwa penggunaan pestisida untuk pertanian di Indonesia, telah menempatkan negara ini menjadi negara ketiga dengan jumlah penggunaan pestisida terbanyak di dunia.
"Dimana pada 2021 lalu, ada sekitar 283 kiloton penggunaan pestisida per tahun di seluruh Indonesia," ujarnya.