Dorong Kemandirian Ekonomi, Danone Indonesia Gelar Sekolah Bisnis di Pesantren

Danone Indonesia Hasilkan Kolaborasi Penyelenggaran Sekolah Bisnis di Pesantren
Sumber :
  • Istimewa

Bogor, VIVA Danone Indonesia meluncurkan Program Sekolah Bisnis Pesantren (SBP) yang bertujuan guna meningkatkan kemandirian ekonomi pesantren dengan cakupan jangkauan hingga 26.000 santri. Tak sendirian, menggandeng Yayasan Sinergi Ekosistem Pesantren (SEP) dan Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Kabupaten Bogor.

Menhut Raja Juli Ajak PGI Kolaborasi Kelola dan Jaga Hutan Indonesia

Acara SBP dihadiri oleh 60 perwakilan pengurus pesantren wilayah Bogor, Cianjur, Sukabumi, serta peserta daring dari berbagai daerah lainnya. Kegiatan berlangsung di Pondok Pesantren Al-Kaukab yang berasa di kawasan Bogor. 

Sustainable Development Director Danone Indonesia Karyanto Wibowo menuturkan rasa bangga dapat berkolaborasi bersama Yayasan Sinergi Ekosistem Pesantren dan Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Kabupaten Bogor dalam mewujudkan inisiatif ini. 

Kemenekraf Latih Santri Jadi Konten Kreator Dakwah Kreatif

"Kami berharap Program Sekolah Bisnis Pesantren dapat mendorong inovasi dan semangat berwirausaha di kalangan pesantren. Sehingga mereka dapat lebih mandiri sekaligus mampu meningkatkan daya saing sumber daya manusia di lingkungan pesantren. Dukungan ini sejalan dengan komitmen Danone Impact Journey, yang menempatkan pengembangan SDM sebagai salah satu pilar utama dalam strategi keberlanjutan perusahaan", tutur Karyanto. 

Danone Indonesia Hasilkan Kolaborasi Penyelenggaran Sekolah Bisnis di Pesantren

Photo :
  • Istimewa
Ridwan Kamil Bersyukur Bisa Ketemu, Kiyai Said Aqil Siradj Puji RK Rajin Ibadah

Adanya Program SBP diharapkan mampu mendorong kemandirian ekonomi pesantren melalui inisiasi bisnis pesantren, kesejahteraan santri melalui entrepreneurship dan dampak ekonomi hijau bagi masyarakat sekitar.

Program ini rencananya akan dijalankan secara bertahap, dimulai dari asesmen potensi bisnis pesantren, edukasi dan pendampingan untuk berbagai pelatihan bisnis serta dana hibah dan pengembangan produk lokal. Dengan demikian, pesantren dapat mengurangi ketergantungan pada bantuan eksternal, serta menciptakan dampak ekonomi berkelanjutan bagi pesantren.

Peluncuran Program SBP juga diiringi dengan Focus Group Discussion (FGD) yang bertujuan untuk memantik diskusi dan mengeksplorasi potensi kolaborasi antar-pesantren dan para mitra strategis dalam pengembangan program SBP. Dalam FGD ini, para peserta juga mendapatkan kesempatan untuk mendiskusikan inisiatif kemandirian yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi lokal, yang dapat diterapkan dalam program SBP.

“Kami percaya bahwa peluncuran program ini akan menjadi tonggak penting dalam membangun pesantren yang mandiri secara ekonomi dan berdaya saing. Danone Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung inovasi dan kemandirian pesantren melalui program-program pendampingan dan pelatihan kewirausahaan, serta mendorong kolaborasi dengan mitra strategis dalam mewujudkan visi bersama untuk kesejahteraan umat dan penguatan ekonomi pesantren di berbagai daerah di Indonesia,” ujar Karyanto

Turut datang pula Ustad Ahmad Tazakka Bonanza selaku Ketua Pengurus Serikat Ekonomi Pesantren atau Yayasan SEP dan K.H Abdul Basyit Mahfuf, Ketua RMI Kabupaten Bogor. Peluncuran SBP juga dihadiri oleh Dr. Basnang Said, S.Ag, M.Ag, Direktur pada Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, KH. Aim Zaimudin LC, MA selaku Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama, Bogor dan Pengasuh PPTQ Al Kaukab DR. K.H Khoirul Huda Basyir, Lc. M.Si.

Pondok Pesantren Al-Kaukab telah lama menjadi lembaga pendidikan berbasis agama yang berperan penting dalam membentuk sumber daya manusia. Seiring berjalannya waktu, pesantren terus berkembang dan bermunculan potensi kelembagaan baru. Salah satunya yang berkaitan dengan ekonomi dan kewirausahaan. 

Polresta Cirebon menggelar pesantren kilat bagi anak-anak pelaku tawuran

Photo :
  • tvOne/Azizi Erfan

Program SBP ditujukkan untuk membantu pesantren mengembangkan wawasan ekonomi melalui pelatihan dan pemberdayaan SDM di sebuah pesabtren. Di mana akan melibatkan dan terfokus pada pengurus, para santri, serta masyarakat di sekitar pesantren.

“Dari kurun waktu 2019 hingga 2024, jumlah pesantren naik dari 29 ribu menjadi 41 ribu pesantren atau meningkat hingga 11 ribu pesantren. Salah satu fungsi penting pesantren adalah pemberdayaan masyarakat. Apa yang digagas hari ini adalah bagian dari ikhtiar yang sudah lama dilakukan oleh pondok pesantren. Oleh karenanya, kami mendukung penuh kemandirian pesantren dan kolaborasi Serikat Ekonomi Pesantren dan Danone Indonesia dalam menghadirkan Sekolah Bisnis Pesantren," ujar Dr. Basnang Said, S.Ag, M.Ag selaku Direktur pada Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama. 

Pengasuh PPTQ Al Kaukab DR. K.H Khoirul Huda Basyir, Lc. M.Si juga menyampaikan apresiasinya terhadap peluncuran program positif dari Danone Indonesia. 

"Program ini sejalan dengan visi dan misi pesantren Al Kaukab, karena sedari awal kami menggaungkan kemandirian dari sisi pengelolaan manajemen, sampai dengan penguatan ekonomi dan usaha-usahanya Terinspirasi dari guru-guru kami, bahwa pesantren memiliki tiga fungsi diantaranya, pertama sebagai pusat pendidikan, kedua sebagai pusat dakwah dan ketiga sebagai pemberdayaan masyarakat. Namun, untuk memberdayakan masyarakat maka, kita sebagai pesantren juga harus mandiri dan berdikari agar dapat mengajak saudara-saudara kita untuk mandiri", imbuhnya.

Ilustrasi bisnis saat Ramadan

Photo :
  • Istimewa

Ketua RMI NU Kabupaten Bogor K.H Abdul Basyit Mahfuf mengakui adanya perubahan fungsi dan tugas kewajiban pondok pesantren dulu dan saat ini. Dahulu pesantren turut membentuk kader - kader terbaik dalam bidang agama, bidang keilmuan dan bahkan sains. Perjalanan waktu, zaman menuntut para santri untuk terus bergerak di bidang ekonomi. Alhasil, pesantren lun semestinya ikut berkontribusi dalam kegiatan ekonomi. 

Untuk itulah, kami semua berpikir bagaimana bisa turut membantu upaya rekan-rekan pesantren agar dapat mandiri dan memiliki kedigdayaan ekonomi. Salah satunya melalui Sekolah Bisnis Pesantren ini, untuk itu, terima kasih untuk Danone Indonesia, dan Serikat Ekonomi Pesantren karena telah menghadirkan program ini. Kerja sama ini merupakan kerja sama kedua kami dengan Danone Indonesia, dimana sebelumnya kami telah bekerja sama untuk menghadirkan sumur bor dan sanitasi MCK di sembilan pondok pesantren di Kabupaten Bogor," tutur K.H Abdul Basyit Mahfuf .

Sepakat, Ustad Ahmad Tazakka Bonanza dari Serikat Ekonomi Pesantren atau Yayasan Sinergi Ekosistem Pesantren menggarisbawahi pentingnya kolaborasi ini yang dicanangkan akan berlanjut sampai tiga tahun ke depan. 

"Kegiatan ini insyaallah akan melibatkan kurang lebih 160 pesantren, jumlah santri yang akan terdampak dari program ini tidak kurang dari 26.000 santri di data kami, tersebar dari Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur serta daerah lainnya. Salah satu nilai unggul program ini adalah pendampingan yang berkelanjutan selama tiga tahun," tambah Ustad Ahmad.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya