Bumi Serpong Damai Bukukan Laba Bersih Rp 2,3 Triliun di Semester I-2024

Ilustrasi investor pasar modal.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

Jakarta, VIVA – PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) melaporkan laba bersih mencapai Rp 2,3 triliun di semester I-2024, atau tumbuh hingga 94 persen secara year-on-year (yoy). Direktur BSDE, Hermawan Wijaya mengatakan, kinerja laba bersih pihaknya itu utamanya didorong oleh pertumbuhan pendapatan usaha yang kuat.

Pendapatan Brigade Swasembada Pangan Bisa Lebih dari Rp 10 Juta Per Bulan, Begini Perhitungannya

"Khususnya di segmen residensial, serta strategi penghematan biaya yang terkontrol," kata Hermawan dalam keterangannya, Jumat, 23 Agustus 2024.

Ilustrasi sektor keuangan RI.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Harita Nickel Kantongi Laba Bersih Rp 4,84 Triliun hingga Kuartal III-2024

Dia menambahkan, pada semester I-2024 BSDE berhasil meraup pendapatan usaha sebesar Rp 7,35 triliun, atau tumbuh 47 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang mencapai Rp 4,99 triliun. Sementara beban pokok pendapatan naik 36 persen, dari Rp 1,82 triliun menjadi Rp 2,48 triliun.

Meski ada peningkatan, Hermawan menilai bahwa pertumbuhan beban pokok lebih rendah daripada pendapatan usaha, sehingga laba kotor meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa efisiensi yang dilakukan BSDE pada biaya-biaya terlihat, sehingga margin keuntungan dari penjualan terjaga.

Pendapatan Energi Mega Persada Naik 8 Persen di Kuartal III-2024

"Hal tersebut membuat laba kotor tercatat tumbuh sebesar 53,07 persen dari Rp3,18 triliun menjadi Rp4,86 triliun," ujarnya.

 

Di sisi lain, BSDE juga mampu mengelola beban usaha yang mencakup beban penjualan umum dan administrasi serta pajak final, yang tumbuh 22 persen menjadi Rp 1,92 triliun. Meski ada kenaikan, namun Dia mengakui bahwa pertumbuhannya lebih rendah daripada pendapatan operasional.

"Sehingga laba usaha naik 83 persen, dari Rp 1,61 triliun menjadi Rp 2,95 triliun," kata Hermawan.

Selain itu, BSDE juga mencatat kenaikan pendapatan bunga dari Rp 221 miliar menjadi Rp 231 miliar sehingga turut menyumbang pada laba sebelum pajak. Sementara beban lain-lain turun 19 persen, dari Rp 510 miliar menjadi Rp410 miliar.

"Kami berkomitmen memberikan nilai tambah kepada shareholder melalui penciptaan proyek-proyek baru, yang berkelanjutan dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian (prudent). Stabilitas finansial, manajemen aset yang efisien, serta pengelolaan liabilitas, menjadi kunci pertumbuhan kami di masa mendatang," ujarnya.

Salah satu gerai Starbucks di Tangerang.

Pendapatan Global McDonald hingga Starbucks Babak Belur Akibat Aksi Boikot 

Perusahaan yang menghadapi boikot umumnya memiliki waralaba di berbagai negara. Akibatnya, pendapatan secara global kompak mengalami penurunan signifikan. 

img_title
VIVA.co.id
26 November 2024