Gandeng Swasta, ESDM Jatahkan 1.000 Motor Dikonversi Gratis Jadi Motor Listrik
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta, VIVA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali meluncurkan program konversi motor listrik gratis, dengan kuota sebanyak 1.000 unit.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menjelaskan, program lanjutan dari program serupa yang sebelumnya memiliki kuota 500 unit itu, kali ini didanai oleh program corporate social responsibility (CSR) dari sejumlah perusahaan swasta di sektor energi.
Dia menjelaskan, awalnya program ini didanai oleh pemerintah dengan anggaran Rp 350 miliar, untuk insentif konversi motor listrik sebesar Rp 7 juta per unit pada 2023 lalu. Namun, rendahnya minat masyarakat pada program itu membuat pemerintah menaikkan nilai insentifnya menjadi Rp 10 juta per unit.
"Tapi itu angka Rp 10 juta ternyata tidak banyak dari sisi APBN untuk tahun ini. Sehingga kami perluas program ini dengan melibatkan badan usaha sebagai penyaluran CSR," kata Dadan saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis, 22 Agustus 2024.
Dia berharap, para perusahaan swasta yang menjadi mitra Kementerian ESDM dalam program ini, tidak hanya menyalurkan CSR untuk program konversi motor listrik tersebut. Melainkan, mereka juga diharapkan bisa ikut serta dalam upaya memasifkan adopsi kendaraan listrik di lingkungan perusahaan.
Dengan demikian, para perusahaan swasta yang menjadi mitra Kementerian ESDM itu juga bisa ikut menyulap motor-motor operasional mereka, menjadi motor listrik lewat teknologi konversi.
"Misalkan badan usaha sektor ESDM lainnya, motor-motor yang ada di situ kan bisa dikonversikan secara internal," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi mengatakan, upaya menurunkan emisi menjadi salah satu urgensi dalam pelaksanaan program konversi motor listrik tersebut.
Dengan menyulap sepeda motor konvensional menjadi motor listrik, Eniya memperkirakan total emisi yang bisa ditekan mencapai 132,25 juta ton CO2, termasuk dari sisi efisiensi energi.
"Itu merupakan 32 persen dari target kita, yang harus menurunkan emisi 358 juta ton CO2 sampai 2030," kata Eniya.
Dia berharap, selain dapat mengurangi emisi, program konversi motor listrik ini juga bisa berperan penting dalam pergerakan ekonomi melalui penciptaan multiplier effect di tengah masyarakat.
"Kita juga harapkan nanti multiplier effect-nya bagi perekonomian masyarakat, dalam rangka transisi energi yang berkeadilan ini benar-benar bisa berjalan. Tentu kita mendukung industri lokal kita untuk bisa menghadirkan ikhtiar perwujudan ketahanan energi nasional," ujarnya.