BI Proyeksikan The Fed Turunkan Suku Bunga Acuan 50 Basis Point Akhir Tahun Ini

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta, VIVA – Bank Indonesia (BI) memproyeksikan, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Fed akan memangkas suku bunga acuannya (Fed Funds Rate/FFR) sebanyak dua kali pada tahun ini.

Menyambut Hari Tata Ruang Nasional : Pentingnya Perencanaan Tata Ruang untuk Masa Depan Indonesia

Gubernur BI, Perry warjiyo mengatakan, penurunan tersebut masing-masing sebesar 25 basis poin (Bps) pada akhir tahun 2024 ini. Untuk penurunan itu sejalan dengan ketidakpastian pasar keuangan global mulai mereda dengan risiko yang masih tinggi.

“Kami mendiskusikan bahwa baseline dengan probabilitas 75 persen ke atas, FFR akan turun dua kali tahun ini, yaitu mulai September dan kemungkinan mungkin kalau enggak November-Desember, masing-masing 25 bps, baseline-nya,” ujar Perry dalam konferensi pers Rabu, 21 Agustus 2024.

Efek bagi Ekonomi dan Investasi di Indonesia saat Donald Trump menjadi Presiden AS

Di samping itu, BI memperkirakan ekonomi global pada 2024 akan cenderung melambat di 3,2 persen. Sebab BI menilai risko global saat ini masih terlihat tinggi.

Gubernur Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell.

Photo :
  • Twitter.com/@federalreserve
OJK Minta Industri Pinjol Sesuaikan Bunga Usai The Fed Pangkas Suku Bunga

"Ketidakpastian pasar keuangan global mulai mereda dengan risiko yang masih tinggi. Ekonomi global pada 2024 diperkirakan tumbuh sebesar 3,2 persen dengan kecenderungan yang melambat," ujar Perry.

Perry mengatakan, untuk ekonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan mulai melambat di semester II-2024. Hal ini seiring dengan penurunan permintaan domestik.

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, di acara Festival Ekonomi Keuangan Digital dan Karya Kreatif Indonesia (FEKDI x KKI) di JCC Senayan, Jakarta, Kamis, 1 Agustus 2024

Photo :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

"Sementara itu, ekonomi Tiongkok belum kuat, dan ekonomi Eropa terus membaik," jelasnya.

Perry menjelaskan, pelambatan ekonomi AS ini akan berdampak terhadap meningkatnya pengangguran, dan menurunnya inflasi yang lebih cepat ke arah sasaran inflasi jangka panjang sebesar 2 persen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya