Gandeng Jepang, Pupuk Indonesia Garap Proyek Amonia Hijau Hybrid Pertama di Dunia

Pupuk Indonesia bakal mengembangkan proyek amonia hijau hybrid pertama di dunia. [dok. Humas PT Pupuk Indonesia]
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta, VIVA – PT Pupuk Indonesia (Persero) bakal mengembangkan proyek amonia hijau hybrid pertama di dunia. Pengembangan proyek ini menggandeng dua korporasi asal Jepang yakni ITOCHU Corporation (ITOCHU) dan Toyo Engineering Corporation (TOYO).

Bursa Asia Meriah, Kebahagiaan Investor atas Data Inflasi Jepang Jadi Pendorong

Kerja sama itu diwujudkan melalui penandatanganan perjanjian kerja sama pengembangan atau Joint Development Agreement (JDA), bertajuk Green Ammonia Initiative from Aceh (Project GAIA) pada acara 2nd Asia Zero Emission Community (AZEC) Ministerial Meeting yang digelar di Jakarta.

Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi menjelaskan, kerja sama ketiga perusahaan ini akan menjadi langkah penting dalam mendorong industrialisasi di dalam negeri.

Sangat Kecil! Peluang Timnas Indonesia ke Putaran Keempat Piala Dunia 2026

"Khususnya pengembangan green ammonia, yang dinilai akan berdampak terhadap perekonomian nasional," kata Rahmad dalam keterangannya, Rabu, 21 Agustus 2024.

Ilustrasi pabrik green hydrogen dan green ammonia

Photo :
  • Dok. PLN
Kata Shin Tae-yong Usai Timnas Indonesia Dihajar Jepang

Dia menjelaskan, dalam Project GAIA ini Pupuk Indonesia akan memproduksi amonia hijau menggunakan pabrik amonia, yang teknologi prosesnya dirancang dan dibangun oleh TOYO pada tahun 2000-an lalu.

Amonia hijau ini kemudian akan dipasok kepada ITOCHU sebagai bahan baku marine fuel, sehingga membentuk sebuah value chain yang komprehensif. "Sekaligus menjadi yang pertama di Indonesia dan dunia," ujarnya.

Dia menambahkan, tujuan dari Project GAIA ini adalah untuk memproduksi green ammonia (amonia hijau) di pabrik pupuk PIM-2 milik Pupuk Iskandar Muda, yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhokseumawe, Aceh. Produksi amonia hijau akan didukung oleh instalasi electrolyzer pada pabrik pupuk.

Teknologi electrolyzer ini berfungsi untuk mendapatkan unsur hidrogen dari senyawa air, dengan sumber energi untuk proses elektrolisis air yang berasal dari sumber energi terbarukan. Hidrogen yang dihasilkan dalam proses tersebut kemudian direaksikan dengan nitrogen untuk kemudian menjadi amonia. Proses ini tidak menghasilkan jejak karbon sama sekali, sehingga disebut juga dengan amonia hijau.

Inisiatif ini juga akan diperluas ke pabrik-pabrik amonia lain yang ada di bawah Pupuk Indonesia Grup maupun pabrik amonia di negara lainnya pada masa mendatang. Selain itu, proyek ini telah dipilih oleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang (METI) sebagai salah satu proyek dalam Global South Future-Oriented Co-Creation Business Expense Subsidy.

"Program ini memberikan subsidi kepada 13 proyek yang berorientasi masa depan di ASEAN," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya