Rupiah Sudah Rp 15.400/US$, BI Kasih Sinyal Pangkas Suku Bunga di Kuartal IV-2024

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta, VIVA – Bank Indonesia (BI) menyatakan, pihaknya baru akan memangkas suku bunga acuan atau BI Rate pada kuartal IV-2024. Meskipun saat ini rupiah sudah menguat di Rp 15.400 per dolar AS dan mulai meredanya situasi global.

Sri Mulyani Ungkap Dampak Kemenangan Trump di AS ke Kurs Rupiah

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan pernyataan ini masih konsisten dengan sebelumnya, yang mana untuk ruang penurunan suku bunga baru akan dilakukan pada kuartal IV-2024.

"Memang kami masih tetap akan melihat ruang terbuka bagi penurunan BI Rate pada kuartal IV," ujar Perry dalam konferensi pers Rabu, 21 Agustus 2024.

OJK Minta Industri Pinjol Sesuaikan Bunga Usai The Fed Pangkas Suku Bunga

Pekerja menunjukkan uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Perry menegaskan, untuk kuartal III-2024 ini pihaknya masih fokus untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Hal ini seiring dengan terus masuknya investasi portofolio dan kuatnya kondisi fundamental ekonomi RI.

Rupiah Menguat Jumat Pagi Usai The Fed Pangkas Suku Bunga Acuan

"Sementara untuk kuartal III ini fokus kami untuk penguatan lebih lanjut stabilisasi nilai tukar rupiah," terangnya.

Adapun pada Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada Agustus 2024 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6,25 persen. 

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 20-21 Agustus 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6,25 persen," kata Perry.

Perry menuturkan, dengan tidak dilakukannya kenaikan suku bunga acuan itu, maka suku bunga deposit facility tetap sebesar 5,5 persen dan suku bunga lending facility sebesar 7 persen. 

Dia menegaskan, keputusan mempertahankan BI Rate di level 6,25 persen ini konsisten dengan kebijakan moneter yang pro-stability, yaitu untuk penguatan lebih lanjut stabilisasi nilai tukar rupiah, serta langkah preemptive dan forward looking. 

"Untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1 persen pada 2024 dan 2025," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya