Kata Menteri ESDM dan Menko Luhut soal Isu Reshuffle

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, di acara 'Supply Chain and National Capacity Summit 2024', yang digelar di JCC Senayan, Jakarta, Rabu, 14 Agustus 2024
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta, VIVA – Isu reshuffle di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengemuka dalam beberapa waktu terakhir, jelang masa akhir pemerintahannya di bulan Oktober 2024.

Mensos dan Seskab Mundur, Istana: Jabatan Menteri yang Kosong Bisa Diisi Plt

Wacana yang beredar mengatakan, posisi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, disebut-sebut akan digantikan oleh Bahlil Lahadalia yang saat ini menjabat Menteri Investasi/Kepala BKPM. Sementara jabatan Bahlil kabarnya akan diisi oleh mantan Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan P. Roeslani. Saat hal ini ditanyakan langsung kepada Menteri ESDM, Arifin Tasrif, Dia pun mengaku belum mengetahui secara pasti mengenai kabar reshuffle tersebut.

"Saya mana tahu, tunggu aja lah," kata Arifin saat ditemui di JCC Senayan, Jakarta, Rabu, 14 Agustus 2024.

Luhut Pede GBFA Bisa Bantu Atasi Perubahan Iklim

Ditemui di lokasi yang sama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, juga memberikan respons serupa saat para awak media mengonfirmasinya terkait kabar reshuffle tersebut.

"Enggak tahu saya," ujar Luhut singkat seraya memasuki mobil.

Profesor Ilmu Politik Anggap Rencana Reshuffle Lagi Hanya untuk Kepentingan Balas Jasa
[dok. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, di acara Supply Chain & National Capacity Summit 2024, di JCC Senayan, Jakarta, Rabu 14 Agustus 2024]

[dok. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, di acara Supply Chain & National Capacity Summit 2024, di JCC Senayan, Jakarta, Rabu 14 Agustus 2024]

Photo :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Diketahui, sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga sudah buka suara terkait kabar reshuffle itu, dan menyebut bahwa hal itu merupakan sesuatu yang bisa saja dilakukan bila diperlukan.

Presiden mengatakan, bila reshuffle benar-benar diperlukan, maka pihaknya akan melakukan hal tersebut.

"Ya kalau diperlukan. Kalau diperlukan. Saya sudah ngomong dari dulu, kalau diperlukan," kata Jokowi di Ibu Kota Nusantara, Selasa, 13 Agustus 2024.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya