OJK Minta Gen Z Tingkatkan Literasi Keuangan, Hindari FOMO hingga YOLO

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi (dok: OJK)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta, VIVA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus meningkatkan literasi keuangan bagi generasi muda dengan menggelar kegiatan edukasi keuangan di berbagai sekolah. Kegiatan ini salah satunya untuk mencegah berbagai fenomena gaya hidup yang bisa merugikan pelajar. 

5 Cara Hapus Data Pribadi di Aplikasi Pinjol

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi mengatakan, kegiatan ini juga dilakukan agar kalangan pelajar memiliki pemahaman yang baik mengenai produk dan layanan jasa keuangan. Serta dapat membentengi diri dari maraknya berbagai penipuan berkedok investasi dan aktivitas keuangan ilegal di era digital.  

“Untuk selalu diingat bahwa apapun cita-citamu, kemampuan untuk memahami tentang keuangan, produk layanan keuangan, dan mengelola keuangan akan sangat menentukan kalian agar bisa mencapai masa depan kalian,” kata Friderica dalam keterangannya Rabu, 14 Agustus 2024. 

Bidik Generasi Muda, Wondr Diproyeksi Kerek DPK BNI Tembus Lebih dari Rp 900 Triliun pada 2025

Ilustrasi Komunikasi Gen Z

Photo :
  • vstory

Lebih lanjut, Friderica menyampaikan bahwa literasi keuangan sangat penting karena merupakan essential life skill yang harus dimiliki oleh setiap individu termasuk generasi muda. Sehingga dapat mengelola keuangan dengan bijak. 

OJK Pastikan UMKM yang Utangnya Dihapus karena Masuk Kriteria PP 47/2024 Keluar dari Daftar Hitam SLIK

Selain itu, pelajar diharapkan mampu memahami karakteristik produk dan layanan jasa keuangan sehingga terhindar dari tawaran investasi maupun penggunaan produk atau instrumen keuangan ilegal yang menimbulkan kerugian di kemudian hari.

Friderica menyampaikan bahwa pelajar sebagai bagian dari Generasi Z memiliki beberapa karakteristik yaitu fasih dengan teknologi, kreatif, terbuka terhadap perubahan serta senang berekpresi. 

"Untuk itu, pemahaman mengenai pengelolaan keuangan sejak dini diperlukan untuk menangkal berbagai fenomena gaya hidup yang bisa merugikan seperti FOMO (Fear of Missing Out), YOLO (You Only Live Once) dan FOPO (Fear of Other People Opinion)," jelasnya. 

Adapun kegiatan edukasi keuangan tersebut turut dihadiri oleh Anggota DPR RI Komisi XI Musthofa, Anggota Badan Supervisi OJK M. Jufrin, Pj. Bupati Kudus Hasan Chabibie, Sekretaris Daerah Kabupaten Kudus Revlisianto Bekti, Kepala SMK Wisudha Karya Kudus Fakhrudin, beserta para pimpinan dari Pelaku Usaha Jasa Keuangan.

Kegiatan yang bertujuan untuk mempersiapkan para generasi muda khususnya pelajar menuju Indonesia Emas 2045 melalui pembekalan literasi keuangan tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya