Dampak Inflasi: 5 Hal Ini Akan Dianggap Mewah bagi Kelas Menengah

5 Hal yang Semula Dianggap Sederhana Kalangan Menengah menjadi Mewah
Sumber :
  • Freepik/freepik

Jakarta, VIVA – Lanskap ekonomi global berubah signifikan selama tahun 2024. Kondisi ini menyebabkan kelas menengah (middle class) jadi kelompok paling terdampak. 

Perubahan salah satunya karena faktor inflasi yang terjadi di beberapa negara, termasuk di Amerika Serikat. Inflasi mengikis daya beli dan merubah gaya hidup.

Di Indonesia, daya beli masyarakat juga dikabarkan mengalami penurunan. Situasi ini terjadi di tengah maraknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), judi online (judol) hingga pinjaman online (pinjol) yang dinilai membebani ekonomi masyarakat. 

Mengutip New Trade U, inflasi mengubah apa yang dulunya dianggap sebagai hal sederhana menjadi sebuah kemewahan yang tidak dapat dicapai bagi banyak keluarga kelas menengah. 

Setidaknya ada lima hal nampaknya hanya menjadi impian kalangan middle class karena sulit untuk digapai. Apa saja? Simak ulasannya lengkapnya di bawah ini.

1. Rumah Pribadi

Tempat tinggal diprediksi akan menjadi barang mewah bagi kalangan kelas menengah. Pada Juni 2024, harga rumah bekas di AS senilai US$ 426.900 setara Rp 6,76 miliar atau melonjak 4,1 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Kondisi serupa juga terjadi di tanah air dimana harga properti rumah konsisten meningkat dari tahun ke tahun. 

Mahalnya harga rumah dan suku bunga hipotek menciptakan badai ketidakterjangkauan yang sempurna bagi kelas menengah. Bahkan kelas menengah ke bawah sudah dinilai tak mampu membeli rumah pribadi. 

Faktor-faktor yang menyebabkan krisis keterjangkauan perumahan di kalangan middle class antara lain ketersediaan rumah terbatas, meningkatnya biaya konstruksi, investasi asing di bidang real estate, gaji yang stagnan tidak mampu mengimbangi biaya perumahan, dan banyak rumah-rumah dibeli oleh perusahaan investasi.

10 Kebiasaan yang Ternyata Bikin Kelas Menengah Makin Miskin

2. Mobil Baru

Ilustrasi mobil mewah

Photo :
  • VIVA/Jeffry Yanto
Harga Emas Naik, BPS Ungkap Biang Keroknya

Data terbaru dari Cox Automotive menunjukkan harga rata-rata pembelian mobil baru telah meroket hingga US$ 48.644 pada tahun 2024. Nilai tersebut tak pernah dibayangkan oleh publik beberapa tahun yang lalu. 

Lonjakan harga mobil baru disebabkan adanya gangguan rantai pasokan, meningkatnya biaya produksi, kenaikan harga bahan baku dan biaya tenaga kerja, serta dorongan untuk kendaraan listrik kelas atas (high class).

BPS Umumkan Indonesia Inflasi 0,08 Persen di Oktober 2024

Biaya di luar pembelian turut membebani ekonomi kelas menengah jika memaksa membeli mobil baru. Mulai dari uang muka yang tinggi, suku bunga kredit, biaya asuransi hingga perawatan mobil yang relatif mahal. 

Praktis, banyak kelas menengah beralih membeli mobil bekas atau transportasi umum karena lebih terjangkau. Bagi banyak orang di kelas menengah ke bawah, mobil baru telah berubah dari pembelian biasa menjadi barang mewah.

3. Liburan ke Luar Negeri

Ilustrasi Liburan ke Luar Negeri

Photo :
  • Shutterstock

Agenda liburan tahunan jadi kegiatan yang menyenangkan dan lumrah dilakukan kelas menengah. Namun, hal itu sudah tak mudah lagi untuk dilakukan karena lonjakan harga tiket maupun hotel.

Biaya akomodasi meroket 25 persen sementara tarif hotel naik sekitar 20 persen dibandingkan sebelum pandemi Covid-19. Kenaikan biaya memaksa banyak kelas menengah untuk mempertimbangkan kembali rencana perjalanan mereka.

Alternatifnya memilih destinasi lokal atau liburan di rumah. Menurunnya aktivitas liburan masyarakat memberikan efek domino terhadap industri pariwisata dan ekonomi regional.

4. Makan di Restoran

Ilustrasi makan/restoran.

Photo :
  • Pixabay

Makan di restoran menjadi hal lumrah yang biasa dilakukan kelas menengah bahkan hampir setiap hari. Kini, situasinya sudah berbalik 180 derajat. Kegiatan makan di luar sudah menjadi hal mewah yang sulit untuk direalisasikan kaum middle class.

Sejak tahun 2020, harga hidangan di restoran meningkat sebesar 22 persen sejalan lonjakan bahan makanan akibat inflasi. Hal tersebut tak menyisihkan uang untuk makan di restoran setelah membeli bahan makanan mingguan.

Survei terbaru menunjukkan keluarga kelas menengah ke bawah makan di restoran rata-rata dua kali sebulan. Turun turun dari tahun 2019, yakni sebanyak enam kali per bulan.
Kalangan menengah mulai memasak dan merencanakan menu harian untuk menghadapi perubahan ekonomi ini. Minat terhadap resep dan tips hidup hemat (frugal living) terlihat meningkat. Orang-orang mulai kreatif di dapur dalam menyajikan hidangan lezat.

5. Pendidikan 

Ilustrasi teknologi pendidikan. (foto: dok/ugm)

Photo :
  • vstory

Hal terakhir yang akan dianggap akan menjadi sebuah kemewahan bagi kelas menengah adalah pendidikan. Biaya sekolah swasta meningkat selama lima tahun terakhir, rata-rata 5 persen per tahun. Begitu pula kegiatan ekstrakurikuler (olahraga, pelajaran musik, dan bimbingan belajar) ikut dikenakan dana tambahan di luar iuran wajib.

Meningkatnya biaya pendidikan swasta dan kegiatan ekstrakurikuler memaksa banyak keluarga kelas menengah ke bawah untuk membuat keputusan sulit terkait masa depan anak-anak mereka. Alhasil, banyak keluarga beralih ke sekolah negeri atau mencari informasi beasiswa agar anak-anaknya tetap bisa mengenyam pendidikan terbaik. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya