Bursa Asia Beragam Dipimpin Kinclongnya Saham Jepang Usai Wall Street Bergejolak
- ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Asia, VIVA – Bursa Asia-Pasifik bergerak fluktuatif pada sesi pembukaan perdaganga, Selasa (13/8/2024) pagi. Indeks utama Jepang melonjak lebih dari 2 persen setelah perdagangan libur pada Senin (12/8/2024).
Indeks acuan Nikkei 225 meroket 2,53 persen lebih tinggi dan menembus level 36.000 untuk pertama kalinya sejak 2 Agustus. Indeks Topix mengikuti kenaikan sebesar 2,16 persen
Indeks harga barang korporat Jepang juga menguat 3 persen pada bulan Juli dari tahun sebelumnya. Perolehan ini sesuai ekspektasi pasar di mana pada bulan Juni sebesar 2,9 persen. CGPI mengukur perubahan harga barang yang diperdagangkan dalam sektor korporat.
Kospi Korea Selatan merosot 0,2 persen. Begitu pula Kosdaq yang berkapitalisasi kecil turun 1,57 persen.
Indeks S&P/ASX 200 Australia naik tipis.Indeks Hang Seng Hong Kong berjangka berada pada level 17.144. Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan penutupan terakhir HSI pada level 17.111,65.
Di kawasan Asia Tenggara, Singapura melaporkan adanya pertumbuhan ekonomi negara Singa sebesar 2,9 persen pada kuartal-II dari tahun lalu. Pencapaian sejalan dengan estimasi produk domestik bruto yang dirilis pada bulan Juli.
Dikutip dari CNBC, Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura membeberkan kekuatan ditopang perdagangan grosir, sektor keuangan dan asuransi serta sektor informasi dan komunikasi. Pemerintah Singapura melihat potensi pertumbuhan PDB 2024 sebesar 2-3 persen. Membantah perkiraan sebelumnya, yakni 1-3 persen.
Bursa Amerika Serikat, Wall Street, bergulat dengan sesi yang berfluktuasi karena investor bersiap menghadapi data inflasi utama.
Indeks S&P 500 ditutup datar pada level 5.344,39. Indeks Nasdaq Composite yang didominasi saham teknologi naik 0,21 persen dan menutup perdagangan pada level 16.780,61.
Kenaikan di Nasdaq dipimpin saham Nvidia yang melesat 4 persen. Di sisi lain, Dow Jones Industrial Average merosot 140 poin atau 0,36 persen menjadi 39.357,01.
Para Investor masih menunggu laporan indeks harga konsumen bulan Juli yang rencananya akan dirilis pada Rabu (14/8/2024). Data ini merupakan indikator utama kesehatan ekonomi AS.
Investor akan menganalisis data tersebut guna menemukan indikasi arah kebijakan Federal Reserve (The Fed) akan mulai memangkas suku bunga pada bulan September atau tidak.