Warren Buffett Bongkar Kunci Kesuksesan Investasi Saham, Bukan Cuma Jago Analisa
- http://www.clickhole.com
Jakarta, VIVA – Banyak investor percaya kemampuan teknikal, yakni melihat peluang maupun menganalisis nilai secara tepat merupakan keterampilan paling dibutuhkan saat melakukan investasi. Pernyataan tersebut dibantah oleh CEO Berkshire Hathaway, Warren Buffett.
Warren Buffett memiliki pemikiran berbeda terkait kunci kesuksesan investasi tak melulu bergantung pada keahlian teknikal saja. Investor legendaris itu berpendapat kemampuan mengelola emosi memiliki peran penting terhadap keberhasilan investasi.
"Sikap yang tepat terhadap investasi jauh lebih penting daripada keterampilan teknis apa pun," ujar Buffett dikutip dari Yahoo Finance. Senin, 12 Agustus 2024.
Buffett percaya psikologi investasi dan perspektif yang tepat sangat penting dalam kemauan investasi. Sudut pandang yang semestinya dimiliki investor adalah perspektif seorang pemilik bisnis bukan pedagang.
Artinya ketika membeli saham, Anda mempunyai sebagian hak dari sebuah bisnis. Oleh karena itu, operasi dasar dari bisnis merupakan faktor yang paling utama.
Bukan malah memprioritaskan harga yang bersedia dibayar orang lain untuk membeli atau menjual saham perusahaan tersebut alias memanfaatkan perbedaan harga beli dan harga jual dari transaksi trading.
Buffett juga menganjurkan para investor untuk mengabaikan fluktuasi harga saham harian dan menganggap saham lebih seperti aset tidak likuid. Tak lain untuk menahan godaan membeli atau menjual berdasarkan sentimen jangka pendek.
Sehingga Buffett lebih menyarankan investasi dilakukan dengan orientasi jangka panjang. Minimal lima tahun. Miliarder yang masih menerapkan frugal living itu menambahkan untuk fokus pada aspek-aspek fundamental perusahaan. Pendekatan Buffett didukung oleh investor sukses lainnya, seperti Peter Lynch.
Buffett mengatakan investor dapat memperoleh keuntungan dengan memiliki sikap konsisten. Salah satunya tidak FOMO atau ikut-ikutan menjual saham karena panik lantaran pasar sedang lesu.
Anda justru harus mempertahankan saham tersebut karena adanya potensi penguatan kembali (rebound). Pemulihan nilai saham akan membantu Anda memperoleh keuntungan lebih besar.
"Beberapa hari yang paling menguntungkan di pasar saham terjadi setelah penurunan tajam. Investor yang mampu bertahan menghadapi penurunan tajam ini mungkin akan mengalami kinerja yang lebih baik secara keseluruhan," jelas analis dari Lazard Asset Management.
Investor juga diminta mempertahankan kepemilikan saham paling singkat selama setahun. Analisis Laidler mengungkapkan bahwa periode penahanan yang lebih lama mengurangi kemungkinan terjadinya kerugian.
Data Wealthfront menunjukkan memegang saham hanya selama satu tahun memiliki kemungkinan kerugian sebesar 25,2 persen. Potensi kerugian turun menjadi 4,9 persen apabila saham tersebut disimpan selama 10 tahun. Sementara jika disimpan selama 20 tahun maka kerugiannya menjadi 0 persen.