Nyambung ke Tol Trans Sumatera, Hutama Karya Rampungkan 9 Km Terakhir Ruas Pekanbaru-Bangkinang

[dok. Humas PT Hutama Karya (Persero)]
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta, VIVA – PT Hutama Karya (Persero) telah merampungkan 9 Km terakhir dari total 40 Km Jalan Tol Pekanbaru-Bangkinang, sebagai bagian dari pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).

Jokowi Resmikan 4 Ruas Jalan Tol di Aceh, Telan Biaya Rp 13,5 Triliun

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim mengatakan, tantangan pembangunan jalan tol ini berada pada lokasi yang melewati kawasan hutan, sehingga berdampak pada pengadaan lahan pada kawasan hutan.

"Saat ini 9 Km sisa ruas jalan tol tersebut telah rampung, dan sudah dilakukan Provisional Hand Over (PHO) atau Serah Terima Pertama pada awal tahun 2024 lalu," kata Adjib dalam keterangannya, Senin, 12 Agustus 2024.

Siap-siap! Tarif Tol Dalam Kota Jakarta Bakal Naik

Dia menjelaskan, jalan tol yang berlokasi di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau ini akan menghubungkan proyek Jalan Tol Lingkar Pekanbaru, sebagai bagian dari pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Tahap II dengan target rampung akhir tahun 2024.

Hutama Karya dalam pengerjaan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).(istimewa/VIVA)

Photo :
  • VIVA.co.id/B.S. Putra (Medan)
Bukan untuk Umum, Jalan Tol IKN Dibuka Guna Keperluan HUT RI ke 79

Karena itu, guna mempercepat penyelesaian pembangunan, Hutama Karya pun mengimplementasikan digital construction seperti Building Information Modelling (BIM) dengan tujuan tercapainya zero accident dan fatalitas.

Adhi menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk memastikan bahwa kemutakhiran teknologi harus berjalan beriringan dengan sumber daya manusia yang berkualitas.

"Untuk menghasilkan portofolio sesuai target, tepat mutu, dan kualitas, dengan tujuan menghubungkan konektivitas masyarakat di Pekanbaru secara khusus," ujar Adjib.

Jalan Tol Trans Sumatera.

Photo :
  • Dokumentasi Hutama Karya.

Dia meyakini, kehadiran jalan tol Pekanbaru-Bangkinang ini memiliki sejumlah keuntungan ganda bagi sosial atau masyarakat. Misalnya seperti penyerapan lapangan pekerjaan pada masa konstruksi hingga operasinya, dan efisiensi waktu tempuh perjalanan sehingga akses menuju ke kawasan pariwisata dan alur logistik jadi lebih lancar.

"Serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan tersebut," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya