Pertamina Tertibkan Pengguna BBM Bersubsidi Pakai AI, Luhut: Bisa Hemat Rp 50 Triliun Per Tahun
- Istimewa
Jakarta, VIVA – Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan telah menggunakan Artificial Intelligence (AI ) untuk mengelola bisnis dari hulu ke hilir secara terintegrasi. Termasuk dalam melakukan distribusi Baham Bakar Minyak (BBM) tepat sasaran.
Merespons hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan penertiban bahan bakar minyak (BBM) subsidi menggunakan kecerdasan buatan atau AI dapat menghemat anggaran negara hingga Rp50 triliun.
“Kita bisa menghemat Rp40 triliun, bahkan mungkin sampai Rp50 triliun setahun. Itu kan bisa kita gunakan yang lain,” ujar Luhut ketika ditemui setelah meninjau Gedung Kementerian Koordinator 1 di Ibu Kota Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, dikutip Senin, 12 Agustus 2024.
Langkah PT Pertamina (Persero) menggunakan AI untuk menertibkan pengguna BBM bersubsidi pun disetujui. Menurut Luhut, upaya tersebut dapat membantu penyaluran BBM bersubsidi yang lebih tepat sasaran.
“Yang nggak berhak dapet (BBM subsidi), ya jangan dapet, dong,” kata Luhut.
Luhut pun menyinggung keberhasilan inovasi e-Katalog yang mengefisienkan belanja pemerintah hingga Rp3 ribu triliun. Selain itu, Luhut juga membahas soal keberhasilan Sistem Informasi Mineral dan Batu Bara Kementerian/Lembaga (Simbara) di bidang batu bara dalam mendongkrak penerimaan pemerintah.
Salah satu pendongkrak penerimaan pemerintah, yakni penyelesaian piutang dengan mengimplementasikan sistem blok otomatis atau automatic blocking system untuk meningkatkan kepatuhan pelaku usaha. Penyelesaian piutang tersebut mendatangkan penerimaan negara sebesar Rp1,1 triliun.
“Jadi, sekarang penggunaan teknologi itu benar-benar membuat efisiensi kita tinggi,” kata Luhut.
Sebelumnya, Nicke mengungkapkan, "Kita sudah mulai menggunakan AI untuk mengolah dan analisa data secara lebih cepat sehingga pengambilan keputusan bisa dilakukan dengan akurat," ujar Nicke.
Melalui inovasi tersebut, Pertamina mengolah sekitar 15 juta data transaksi BBM subsidi per harinya, sehingga bisa lebih cepat, akurat, dan efisien.
“Penerapan AI exception signal untuk mengolah data transaksi dari digitalisasi SPBU yang diterapkan oleh Pertamina menghasilkan cost avoidance (penghindaran biaya) Pertamina yang signifikan serta mengurangi penyimpangan distribusi BBM subsidi,” ujar Senior Vice President Integrated Enterprise Data and Command Center (IEDCC) Ignatius Sigit Pratopo. (Ant)