Harga Pertamax Naik, Peneliti: Persaingan Usaha Jadi Lebih Sehat

Pengisian BBM Pertamax (dok Pertamina)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta, VIVA - Peneliti Alpha Research Database, Ferdy Hasiman merespons keputusan Pertamina untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax menjadi Rp 13.700/liter. Menurutnya, kenaikan ini akan membuat persaingan usaha dengan perusahaan swasta penyedia BBM menjadi lebih sehat.

Erick Thohir Buka-bukaan Alasan Angkat Simon Aloysius Gantikan Nicke Widyawati Jadi Bos Pertamina

Ferdy mengatakan, langkah Pertamina menaikan harga Pertamax ini sudah tepat. Sebab harga minyak dunia sudah meningkat dan nilai tukar rupiah terus merosot sejak Maret 2024 lalu.

”Lima bulan mempertahankan harga Pertamax adalah upaya luar biasa agar daya beli masyarakat tetap terjaga. Jadi saat ekonomi mengalami slow down atau perlambatan ketika itu, Pertamina mampu mempertahankan keseimbangan ekonomi nasional,” kata Ferdy dalam keterangannya Sabtu, 10 Agustus 2024.

Pertamina Welcomes Simon Aloysius Mantiri as New Managing Director

Petugas mengisi kendaraan konsumen dengan BBM jenis Pertamax Turbo di SPBU Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan

Photo :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Ferdy menegaskan Pertamina pun tidak bisa terus-menerus menahan harga Pertamax. Pasalnya, menurut Ferdy, risikonya sangat besar terhadap neraca keuangan perusahaan.

Dongkrak Lifting, Bahlil Minta Dirut Baru Pertamina Manfaatkan Sumur Migas 'Nganggur'

Oleh karena itu, Ferdy menilai, ketika kondisi perekonomian semakin membaik seperti saat ini, Pertamina sudah waktunya menyesuaikan harga BBM non subsidi jenis Pertamax tersebut.

“Saat ini ekonomi sudah membaik, harga Pertamax juga harus disesuaikan. Ini memberi ruang bagi Pertamina untuk ‘bernafas’,” ujarnya.

Di sisi lain, Ferdy mengatakan, kebijakan menyesuaikan harga Pertamax akan membuat persaingan antara Pertamina dan perusahaan swasta penyedia BBM juga akan menjadi lebih sehat. Sebab, sejak 1 Agustus 2024 lalu, seluruh SPBU swasta telah menaikkan harga BBM RON 92 atau sejenis Pertamax.

Dengan kenaikan harga di SPBU swasta tersebut, Pertamax yang dijual Pertamina seharga Rp 12.950/liter jauh lebih rendah dibandingkan BBM sejenis dari SPBU swasta. Misalnya saja Revvo 92 dari Vivo yang dijual Rp 14.320/liter dan Super dari Shell dibanderol Rp 14.520/liter.

”Dengan menyesuaikan harga Pertamax, maka persaingan dengan Vivo, Shell dan BP AKR menjadi lebih sehat,” kata Ferdy.

Selain itu, Ferdy mengungkapkan, sebagai sebuah perusahaan, Pertamina pasti juga dituntut harus mampu mencetak laba atau keuntungan. ”Jika tidak, DPR akan mempertanyakannya,” ungkapnya.

Namun, Ferdy berharap, Pertamina menggunakan parameter yang tepat dalam penyesuaian harga Pertamax tersebut, agar keuangan Pertamina tetap aman tapi juga tidak memberatkan masyarakat.

“Yang penting harga kompetitif. Apalagi dari sisi kualitas, BBM Pertamina kan lebih bagus karena kilangnya sudah lebih baik,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya