Luhut Puji Keteguhan Jokowi Larang Ekspor Nikel hingga RI Akan Jadi Produsen Anoda Terbesar

Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan
Sumber :
  • Tangkapan layar

Jakarta, VIVA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan bahwa Agustus sebagai bulan kemerdekaan Republik Indonesia selalu membawa kesan hari baginya secara pribadi. Hal itu termasuk dilaksanakannya peresmian Pabrik Anoda Baterai Lithium di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal beberapa waktu lalu, yang pembangunan pabriknya hanya berlangsung dalam waktu 10 bulan.

Pengusaha Minta Pemerintah Tinjau Ulang Kebijakan Parkir DHE Setahun di Dalam Negeri

Melalui unggahan di Instagram pribadinya, @luhut.pandjaitan, Luhut pun mengisahkan ketegasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di akhir 2019 lalu, yang bersikukuh melarang ekspor nickel ore atau bijih nikel dengan segala konsekuensi yang bakal diterima Indonesia akibat keputusan tersebut.

"Saya tahu bahwa itu adalah keputusan yang cukup berat. Karena sebelum keputusan tersebut di ambil, barulah beliau belakangan bercerita bahwa dirinya mendapat banyak tekanan dari berbagai pihak," kata Luhut dalam unggahan di Instagram @luhut.pandjaitan, Jumat, 9 Agustus 2024.

Mulai 1 Maret 2025, Eksportir Wajib Parkir DHE 100 Persen di Indonesia

Luhut Binsar Pandjaitan Ikut Dampingi Presiden Jokowi di Kendal Jateng

Photo :
  • Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden

Tak hanya tekanan asing, Luhut mengakui bahwa ada pula potensi kehilangan US$1,5 miliar dari hasil ekspor bijih nikel, yang merupakan tantangan tersendiri dari sisi ekonomi. Namun, Jokowi menurutnya tetap teguh hati, seakan-akan melihat ada sesuatu yang amat berharga untuk bangsa ini sedang menanti di masa depan.

Ekspor Bukan Hanya untuk Perusahaan Besar

"Dan hari ini, kita semua sama-sama menyaksikan bagaimana dampak sebuah teladan kepemimpinan dalam keberanian yang beliau tunjukkan, satu per satu membuahkan hasil," ujarnya.

Selain nilai ekspor nikel yang terus meningkat, Luhut memastikan bahwa kini Indonesia juga akan menjadi produsen anoda terbesar kedua di dunia. Indonesia menurutnya sudah siap menjadi bagian penting dari rantai pasok industri baterai, sekaligus membangun ekosistem kendaraan listrik (EV) yang terintegrasi.

"Ada pepatah Jawa yang mengatakan “Jer Basuki Mawa Beya”, bahwa kesejahteraan itu butuh pengorbanan. Pun demikian hal nya dengan kemandirian bangsa," kata Luhut.

Menurutnya, lompatan dan percepatan harus dilakukan untuk dapat bersaing dengan negara-negara lainnya. Selain itu, hal yang patut disyukuri kata Luhut adalah bahwa Indonesia punya pemimpin yang berani mengambil keputusan penting, meskipun banyak potensi resiko datang menghampiri.

"Kita sudah tunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia mampu mengelola kekayaan alam secara mandiri, dan membuka jalan menuju kemakmuran yang lebih besar bagi bangsa ini," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya