Ekonom Bank Permata Prediksi BI Pangkas Suku Bunga Acuan 50 Basis Poin Tahun Ini

Gedung Bank Indonesia
Sumber :
  • Dok. VIVA.co.id

Jakarta, VIVA – Ekonom Bank Permata memproyeksikan Bank Indonesia (BI) akan memangkas suku bunga acuannya atau BI Rate sebesar 50 basis poin (bps) pada tahun ini. Pemangkasan suku bunga ini diperkirakan akan terjadi sebanyak dua kali.

Mendagri Apresiasi Capaian Inflasi Nasional YoY Oktober 2024 Sebesar 1,71 Persen

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengatakan pemangkasan suku bunga itu juga akan dilakukan oleh BI pada tahun depan atau 2025 sebesar 75 basis poin (bps). Sedangkan pada 2026 pemangkasan BI Rate akan relatif lebih terbatas dibandingkan tahun 2025.

"Bahwa di tahun ini kami melihat ada potensi bahwa Bank Indonesia memiliki ruang penurunan kurang lebih sekitar 50 basis poin," kata Josua dalam PIER Economic Review, Kamis, 8 Agustus 2024.

BI dan Otoritas Moneter Singapura Perpanjang Kerja Sama Keuangan hingga 2027, Intip Detailnya

ilustrasi suku bunga

Photo :
  • Adri Prastowo

Sementara itu, Head of Macroeconomics & Financial Market Research, Faisal Rachman mengatakan bahwa BI juga memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga acuannya pada tahun ini. Ruang penurunan ini terlihat dari inflasi, kondisi eksternal balance, dan kondisi global. 

BI Optimis Inflasi RI hingga Akhir 2024 Capai Target Sasaran

"Sehingga membuka ruang untuk BI dapat melakukan pemotongan satu kali hingga dua kali di tahun ini," ujar Faisal.

Faisal menjelaskan, saat ini inflasi RI sudah berada di level rendah, yang mana inflasi Juli 2024 tercatat sebesar 2,13 persen. Kemudian untuk sisi eksternal meskipun terdapat risiko pelebaran defisit transaksi berjalan, namun pelebaran itu masih kecil.

"Masih di bawah, jauh di bawah dari rata-rata sebelum pandemi, seperti itu. Dan juga kita lihat bahwa surplus ini masih berlanjut, walaupun memang trend surplus itu menyusut, tetapi masih terus melanjutkan trendnya," jelasnya.

Sedangkan dari sisi global, Faisal mengatakan bahwa saat ini the Fed sudah memberikan sinyal dovish mengenai arah kebijakan suku bunganya. 

"Ditambah lagi misalnya memang ada perbaikan dari tensi geopolitik di Timur Tengah yang membaik, lalu juga dengan kepastian Amerika juga dapatnya tidak terlalu mengganggu pasar, sehingga ketidakpastiannya cenderung tidak meningkat," ujarnya.

Sebelumnya, pada awal tahun ini Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyebut bahwa ruang penurunan suku bunga BI Rate masih terbuka. Namun, untuk saat ini pihaknya masih bersabar karena mempertimbangkan beberapa hal.

"Hari ini kita putuskan suku bunga BI Rate tetap, karena masih melihat on and off global tadi. Dan tentu saja dengan arah arah ke depan tentu saja ruang penurunan suku bunga BI Rate ke depan masih tetap akan ada," ujar Perry dalam konferensi pers di Kantor Pusat Bank Indonesia, Jakarta, Rabu, 17 Januari 2024.

Perry mengatakan, penurunan suku bunga itu dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa kriteria. Pertama, seberapa cepat mata uang rupiah akan menguat.

Kedua, tetap terkendalinya inflasi inti dan juga inflasi pangan atau volatile food. Ketiga, BI akan melihat dari sisi dukungan kredit terhadap pembiayaan ekonomi. 

"Kesimpulannya kami tetap sabar, dan tetap masih akan sabar melihat kondisi dalam negeri dan global. Tentu saja ketidak sabaran itu akan tergantung dari bagaimana meredanya kondisi global, dan memastikan inflasi terkendali," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya