DBS Cetak Laba Bersih US$ 2,8 Miliar pada Kuartal-II 2024, Siap Tebar Dividen Lebih Besar
- dbs.com
Singapura, VIVA – DBS mencatat kinerja baik selama kuartal-II tahun 2024. Bank terbesar di Singapura itu membukukan kenaikan laba bersih dari tahun sebelumnya sebesar 4 persen.
Peningkatan profit DBS didorong pendapatan biaya (fee income). Pengembalian ekuitas turun dari 19,2 persen menjadi 18,2 persen selama kuartal-II pada periode yang sama tahun 2023.
Selain itu, pendapatan total (total income) meningkat sebesar 9 persen menjadi US$ 5,48 miliar setara Rp 87,80 triliun.
Dikutip dari CNA, pendapatan bunga bersih buku komersial meningkat yang ditopang pertumbuhan neraca dan margin bunga bersih sedikit lebih tinggi. Pendapatan biaya mencapai rekor baru dan penjualan pelanggan treasury tetap kuat.
Keuntungan yang dicetak DBS juga didorong meningkatnya pendapatan perdagangan pasar. Rasio biaya-pendapatan sebesar 40 persen dan laba sebelum pengurangan naik 6 persen menjadi US$ 3,31 miliar.
Margin bunga bersih DBS sebagai ukuran profitabilitas utama tercatat menurun dari 2,16 menjadi 2,14 persen selama kuartal-II.
Praktis, laba bersih DBS pada kuartal-II 2024 melonjak menjadi US$ 2,8 miliar atau Rp 44,86 triliun. Nilai keuntungan tersebut sukses melampaui estimasi analis sebesar US $2,71 miliar setara Rp 43,42 triliun.
DBS menaikkan pemberian dividen kuartal-II sebesar 54 sen per saham. Di mana pada kuartal-II tahun sebelumnya, perseroan hanya menebar keuntungan 44 sen per saham.
Kabar baik lantas menjadi sentimen positif terhadap nilai saham perseroan. Saham DBS melompat 3,6 persen menjadi US$ 33,94 pada pukul 1.40 siang waktu setempat. Lonjakan terjadi setelah naik 1 persen pada ke level US$ 33,09 pada akhir perdagangan pagi.
DBS memproyeksikan pertumbuhan laba bersih untuk tahun 2024 berada di kisaran satu digit atau lebih. Hal tersebut melihat tren arus masuk dari pelaku pasar ke bank-bank Singapura sebagai antisipasi menjelang penurunan suku bunga AS.
"Meskipun volatilitas pasar terkini dan ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung telah mengakibatkan meningkatnya ketidakpastian, kami telah membangun ketahanan terhadap risiko perlambatan ekonomi dan suku bunga yang lebih rendah," ujar CEO DBS Piyush Gupta, dikutip dari CNA pada Rabu (7/8/2024).
Singapura telah diuntungkan oleh arus masuk kekayaan yang besar ke Asia karena stabilitas politik, pajak yang rendah, dan kebijakan yang menguntungkan Family Office yang menguntungkan pelaku pasar untuk menyimpan kekayaannya.
Hal itu terlihat dalam hasil perolehan dana kelolaan DBS mencapai US$ 396 miliar. Pendapatan segmen pengelolaan kekayaannya naik 19,6 persen menjadi US$ 1,29 miliar pada kuartal-II.