Jokowi Cerita Lika-liku Bangun Ekosistem Mobil Listrik RI: Digugat, Tapi Kita Negara Berdaulat!

Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi.
Sumber :
  • Akun X @jokowi

Kendal, VIVA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa Indonesia adalah negara berdaulat yang tidak bisa didikte oleh siapapun. Ia menekankan kepentingan nasional di atas segalanya.

Istana Tegaskan Presiden Jokowi Tak Cawe-cawe soal Terpilihnya Anindya Bakrie jadi Ketua Kadin

Hal tersebut disampaikan Jokowi saat menceritakan pemerintah Indonesia digugat ke WTO oleh Uni Eropa buntut larangan ekspor nikel, saat peresmian pabrik anoda baterai litium di Kendal, Jawa Tengah, Rabu, 7 Agustus 2024.

"Banyak yang tidak setuju (larangan ekspor nikel), pro dan kontra dan juga yang kedua kita juga digugat oleh Uni Eropa dan kita kalah, tetapi saya sampaikan negara ini adalah negara yang berdaulat, kepentingan nasional adalah segala-segalanya, kita tidak bisa kita didikte oleh siapapun. Saya sampaikan kepada menteri, maju terus digugat kalah, banding," kata Jokowi

Apresiasi 10 Tahun Jokowi, Masyarakat Dukung dan Sambut Prabowo dengan Harapan Baru

Jokowi mengatakan rencana ekosistem besar kendaraan listrik dimulai dari keputusan pemerintah tidak lagi mengekspor nikel dalam bentuk raw material di tahun 2020. Saat ini, kata dia, rencana ekosistem besar kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia mulai terlihat nyata.

"Jadi yang kita impikan sebuah ekosistem besar kendaraan listrik yang kuat dan terintegrasi, satu per satu mulai kelihatan," ujarnya

Pabrik Bahan Baterai Mobil Listrik Neo Energy Dibangun, Airlangga Pede Dongkrak Ekonomi Morowali

Jokowi menyebut diantara ekosistem besar kendaraan listrik adalah, pertama, smelter nikel dan turunannya di Morowali (Sulawesi Tengah), Weda Bay (Halmahera Tengah, Maluku Utara), dan lokasi-lokasi lainnya sudah mulai berjalan.

Kedua, di bulan Agustus dan September smelter dari PT Freeport dan juga PT Amman di Sumbawa dan Gresik sudah mulai berproduksi. "Ketiga, smelter bauksit yang ada di Mempawah, Kalimantan Barat saya kira bulan ini atau bulan depan maksimal juga sudah akan mulai percobaan produksinya," paparnya

"Sehingga kalau semuanya jadi sekali lagi ekosistemnya akan terbangun kita bisa akan masuk ke global supply chain yang itu akan memberikan nilai tambah yang besar, baik masalah rekrutmen tenaga kerja maupun terhadap pertumbuhan ekonomi kita," terang Jokowi 

Presiden Jokowi meresmikan pabrik bahan anoda baterai litium di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Rabu, yang diharapkan memperkuat ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Tanah Air.

BTR telah merampungkan pabrik tahap pertama di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal dalam waktu 10 bulan dan saat ini menjadi pabrik anoda terbesar di dunia.

Nilai investasi tahap 1 itu sudah terealisasi sebesar 478 juta dolar AS dengan kapasitas produksi bahan anoda baterai 80 ribu ton per tahun.

Setelah tahap I dan II selesai, Indonesia diperkirakan juga akan menjadi produsen bahan anoda baterai litium-ion terbesar kedua di dunia dengan total produksi 160 ribu ton per tahun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya