Mitratel Kenalkan Flying Tower System, Ini Keunggulannya!
- VIVA.co.id/Syahdan Nurdin
Labuan Bajo, VIVA – Mitratel memperkenalkan teknologi baru untuk meningkatkan layanan telekomunikasi di Indonesia. Teknologi ini disebut Flying Tower System (FTS), pesawat tanpa awak bertenaga surya yang menggunakan sistem High Altitude Platform Station (HAPS) dari AALTO HAPS Ltd., anak usaha Airbus.
Mitratel telah menjalin kemitraan strategis dengan AALTO untuk mengembangkan Flying Tower System (FTS). Kerja sama ini diharapkan dapat memperluas jaringan telekomunikasi dan cakupan operator seluler di Indonesia.
Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko, mengatakan bahwa kemitraan dengan AALTO merupakan bagian dari upaya Mitratel untuk mendukung rencana pemerintah Indonesia dalam menyediakan akses internet dan telekomunikasi berkualitas tinggi, terutama di daerah-daerah yang tertinggal, terdepan, dan terluar (daerah 3T).
“Kami terus berinovasi dan mengadopsi teknologi baru untuk memperluas jaringan kami dengan lebih efektif. Mitratel berkomitmen untuk menjadi yang terbaik dan mendukung pemerataan akses digital di Indonesia. Kami juga berusaha meningkatkan kualitas hidup dan mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah,” jelas Teddy,panggilan Theodorus Ardi Hartoko, di Media Gathering, Hotel Ayana, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Senin (5/8/2024).
Teddy juga menambahkan bahwa Mitratel berfokus pada pengembangan jaringan telekomunikasi di luar Pulau Jawa. Saat ini, 59% dari total 22.607 menara Mitratel berada di luar Jawa. Langkah ini sesuai dengan strategi perusahaan untuk memperluas bisnis operator seluler di luar Jawa.
Pertumbuhan jumlah penyewa layanan di luar Jawa mencapai 8%, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan di Jawa yang hanya 6%. Selain itu, rasio penyewa di luar Jawa juga lebih tinggi, yaitu 2,3%, dibandingkan dengan 1,6% di Jawa.
Hingga saat ini masih terdapat lebih dari 57 Juta penduduk Indonesia belum tersambung internet (Survei APJII, 2024), terutama di daerah terdepan, terluar dan terjauh (3T). Sementara Mitratel sebagai perusahan infrastruktur telekomunikasi telah memiliki lebih dari 38.000 menara dan lebih dari 37.000 KM fiber optic,
Mengenal dan Keunggulan Flying Tower System (FTS)
Menurut Hendra Purnama, Direktur Investasi Mitratel, Flying Tower System (FTS) adalah inovasi terbaru dari Mitratel. FTS adalah pesawat tanpa awak yang bertenaga surya dan menggunakan teknologi Zephyr High Altitude Platform Station (Zephyr HAPS) dari AALTO.
Zephyr HAPS adalah terobosan dalam teknologi telekomunikasi yang beroperasi di ketinggian stratosfer, sekitar 20 km di atas permukaan bumi. Teknologi ini mirip dengan satelit, tetapi lebih murah dan fleksibel.
FTS berfungsi sebagai menara telekomunikasi yang terbang di udara dan bisa terintegrasi dengan jaringan operator seluler.
Teknologi ini menawarkan berbagai keuntungan dibandingkan solusi terestrial dan satelit tradisional, seperti biaya operasional yang lebih rendah dan cakupan yang lebih luas. Dengan area cakupan sekitar 7.500 kilometer persegi, setara dengan 250 menara biasa, FTS sangat ideal untuk memperluas jaringan di daerah yang jarang penduduknya atau sulit dijangkau.
“Dengan FTS biaya operasional lebih murah, cakupan lebih luas, dan jaringan komunikasi lebih berkualitas,” jelas Hendra di Media Gathering yang juga dihadiri oleh jajaran direksi Mitratel; Ian Sigit Kurniawan (Direktur Keuangan & Manajemen Risiko), Hastining Bagyo Astuti (Direktur Operasi dan Pembangunan), dan Agus Winarno (Direktur Bisnis).
Hendra juga tidak takut bersaing dengan Starlink, perusahan satlit milik Elon Musk, dalam memberikan layanan infrastruktur telekomunikasi, seperti BTS terbang. “Flying Tower System memiliki keunggulan dari harga, kualitas, dan terus kita akan research dan development, ” jelasnya.
Oleh karena itu, Mitratel hingga tahun 2025 terus melakukan inovasi dan pengembangan atas teknologi Flying Tower System dan berharap bisa launching secara komersial. “Kami berharap bisa operasi pada 2026,” jelas Hendra.