8 Prinsip Dasar Mengatur Keuangan Pribadi, Jangan Anggap Sepele!
- Halomoney
Jakarta, VIVA – Pernah merasa gaji terasa habis begitu saja di akhir bulan? Kondisi tersebut kerap dialami banyak orang. Salah satu penyebabnya adalah kesalahan dalam mengelola pendapatan.Â
Banyak orang meremehkan kegiatan mengatur keuangan setelah memperoleh penghasilan bulanan. Padahal kebiasaan ini sangat berdampak pada masa depan guna mewujudkan kebebasan finansial (financial freedom).Â
Anda dapat menerapkan prinsip dasar mengatur keuangan untuk mencapai kebebasan finansial. Pasalnya, mencapai kebebasan finansial tak semudah membalikan telapak tangan. Berikut aturan-aturan dasar yang bisa Anda implementasikan ke kehidupan sehari-hari.
8 Prinsip Dasar Mengatur Keuangan Pribadi
1. Metode 50-30-20
Perencanaan mempunyai peran penting dalam kegiatan mengatur keuangan. Metode 50-30-20 jadi prinsip budgeting yang banyak digunakan dalam mengalokasikan anggaran bulanan.
Mengutip dari Investopedia, prinsip ini membagi pendapatan menjadi tiga kategori besar:
- 50 persen untuk kebutuhan. Kategori ini meliputi semua pengeluaran untuk membeli barang kebutuhan dasar, seperti makanan, sewa kos, listrik, gas, transportasi, dan lainnya.
- 30 persen untuk keinginan. Aturan ini menyediakan dana untuk hiburan atau membeli barang impian, seperti sepatu, liburan, menonton bioskop, dan sebagainya.Â
- 20 persen untuk tabungan. Sisa penghasilan sebanyak 20 persen dijadikan sebagai simpanan maupun untuk tabungan pensiun.
2. Prinsip 3x Dana Darurat
Selain menabung, dana darurat jadi instrumen penting dalam mengatur keuangan. Dana darurat merupakan uang yang dipersiapkan untuk mendanai pengeluaran tak terduga, seperti kecelakaan, medis, dan lainnya. Melansir dari Livemnet, Anda disarankan mempunyai dana darurat 3 kali lipat dari pengeluaran bulanan.Â
Artinya, jika pengeluaran bulanan Anda sebesar Rp 3 juta maka setidaknya harus mempunyai dana darurat sebesar Rp 9 juta. Dana darurat berfungsi sebagai perlindungan finansial ketika menghadapi kondisi darurat. Sehingga Anda tidak perlu meminjam uang atau berhutang yang pastinya akan memberatkan kondisi keuangan.
3. Hukum 72
Investasi juga ketika mengatur keuangan sehingga dapat mempercepat mencapai financial freedom. Dalam investasi dikenal aturan 72, yaitu metode untuk memperkirakan berapa lama nilai investasi akan berlipat ganda dengan memperhatikan tingkat pengembalian (imbal hasil) tahunan.Â
Caranya bagi angka 72 dengan tingkat return tahunan investasi. Hasilnya adalah jumlah tahun yang diperlukan untuk memperoleh keuntungan berlipat dari nilai investasi. Hukum 72 akan memberikan Anda gambaran terkait pertumbuhan nilai investasi guna mencapai tujuan finansial jangka panjang.
4. Aturan 1 Persen untuk Bertindak Impulsif
Aturan dasar mengatur keuangan lainnya adalah satu persen untuk belanja impulsif sebagai bentuk self-reward untuk memberikan kepuasan dan kebahagiaan tersendiri. Biasanya digunakan untuk membeli barang yang tak begitu penting.Â
Hal ini sah-sah saja dilakukan dengan catatan tidak melebih 1 persen dari pendapatan bulanan. Misalnya, pendapatan Anda Rp 5 juta maka anggaran belanja impulsif yang bisa anda pakai sebesar Rp 50 ribu.Â
5. Siapkan Asuransi
Asuransi sering kali diabaikan padahal memainkan peran penting dalam menjaga kesejahteraan finansial seseorang. Asuransi kesehatan, asuransi jiwa, dan asuransi properti merupakan komponen penting dari rencana keuangan yang komprehensif.Â
Cakupan yang memadai memastikan jika terjadi kejadian tak terduga tidak menyebabkan kehancuran finansial. Artinya asuransi memberikan perlindungan finansial bagi Anda dan keluarga.
6. Segera Lunasi Hutang
Mengelola utang tak kalah penting dalam prinsip mengelola keuangan pribadi. Meskipun tidak semua utang berbahaya, penting untuk memprioritaskan dan melunasi utang berbunga tinggi, seperti kartu kredit.Â
Prioritaskan utang dengan suku bunga tinggi terlebih dahulu. Sementara, kewajiban berbunga rendah seperti pinjaman rumah dapat dikelola secara strategis dengan mempertimbangkan potensi manfaat pajaknya.
7. Gunakan Uang Lebih Sedikit Dari Pendapatan
Prinsip ini sudah banyak diketahui oleh banyak orang tetapi masih banyak juga yang menyepelekannya. Mulailah kebiasaan hemat atau frugal living supaya dapat hidup sesuai kemampuan atau bahkan di bawah pendapatan. Sehingga sisa uang hasil berhemat bisa masuk tabungan.
Gaya hidup, gengsi, hingga FOMO menjadikan seseorang ingin dianggap sukses sehingga menaikan taraf hidup di atas kemampuannya. Akhirnya justru  membebani kondisi keuangan bahkan banyak yang terjerat pinjaman online ilegal.Â
8. Catat Setiap Pengeluaran
Dilansir dari MLC, mencatat semua pengeluaran dianggap perlu sebagai bagian aturan mengelola keuangan. Tujuannya untuk mengidentifikasi aliran uang.
Pencatatan mempermudah Anda mengetahui mana kategori yang paling banyak menguras kantong sehingga harus mulai berhemat agar tak tabungan tak semakin tipis.Â