Dukung RI Jadi Negara Berpendapatan Tinggi, Ini yang Jadi Fokus BKI
- Dok. IDSurvey
Jakarta, VIVA – Lead Holding BUMN Jasa Survei IDSurvey, yakni PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) atau PT BKI menyatakan fokus pada penyusunan strategi dan peta jalan pembangunan ekonomi Indonesia. Direktur Utama PT BKI (Persero), Arisudono Soerono mengatakan, upaya itu utamanya dilakukan dalam menghadapi tantangan dan peluang penting, agar Indonesia dapat menjadi negara berpendapatan tinggi sebelum usia 100 tahun kemerdekaan di 2045 mendatang.
Ia mengungkapkan fokus BKI dalam menghadapi tantangan yang ada, antara lain dengan meningkatkan infrastruktur, kepatuhan terhadap regulasi internasional, serta keamanan dan keselamatan di laut yang lebih baik.
"Di sisi lain, ada kesempatan besar dalam peningkatan kapasitas SDM, penerapan teknologi canggih, dan ekspansi perdagangan internasional melalui jalur laut yang strategis," ujar Arisudono," kata Arisudono dalam keterangannya, Senin, 5 Agustus 2024.
Selain itu, Dia memastikan bahwa BKI juga melakukan beberapa penelitian dan pengembangan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada. Salah satunya adalah dengan menggunakan 2 sumber bahan bakar pada kapal.
Selanjutnya, untuk meningkatkan kompetensi pada personel di sektor maritim, BKI juga menciptakan BKI Academy.
"Dengan tujuan untuk menciptakan, meningkatkan, dan mempercepat kualitas maritim nasional," ujarnya.
Hal itu disampaikannya, saat menghadiri acara Annual Conference On Indonesian Economic Development (ACIED) 2024, yang membahas tema 'Escaping the Middle-Income Trap and Reaching Golden Indonesia 2045: Pathways and Policy Options'.
Sementara itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) juga tengah menyusun strategi pembangunan ekonomi Indonesia, melalui berbagai jenis riset. Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko menekankan, fokusnya yakni untuk menuju Indonesia berpendapatan tinggi pada 2045, yang salah satunya diwujudkan melalui ACIED 2024
"Indonesia memiliki ambisi untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi pada 2045. Mencapai tujuan ini, membutuhkan upaya kolektif, kebijakan inovatif, dan komitmen teguh terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif," ujarnya.