Ekonomi RI Kuartal II-2024 Capai 5,05 Persen, Ini Industri Penopangnya
- VIVA/Muhamad Solihin
Jakarta, VIVA – Perekonomian Indonesia pada kuartal II-2024 tercatat sebesar 5,05 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Hal ini ditopang oleh industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi, pertambangan hingga konsumsi rumah tangga.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud mengatakan dari sisi lapangan usaha tercatat seluruhnya tumbuh positif pada kuartal II-2024 ini.Â
"Lapangan usaha utama yang memberikan kontribusi besar terhadap PDB yaitu industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi dan pertambangan. Total kelima lapangan usaha tersebut sekitar 63,70 persen dari PDB," kata Edy dalam konferensi pers Senin, 5 Agustus 2024.
Edy menuturkan, lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah akomodasi dan makanan minum yang tumbuh 10,17 persen. Hal ini didorong oleh adanya event berskala nasional dan internasional.
Dia menjelaskan, bila dilihat dari sumber pertumbuhan, pada kuartal II-2024 ini industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan terbesar yakni sebesar 0,79 persen dari 5,05 persen kuartal II-2024.
"Selain itu pertumbuhan ekonomi juga ditopang oleh lapangan usaha konstruksi dengan sumber pertumbuhan 0,67 persen, perdagangan dengan sumber pertumbuhan 0,63 persen, serta informasi dan komunikasi dengan sumber pertumbuhan 0,50 persen," jelasnya.
Sedangkan dari sisi pengeluaran, secara tahunan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 ini tercatat positif. Untuk komponen yang memberikan kontribusi terhadap PDB adalah konsumsi rumah tangga.
"Konsumsi rumah tangga dengan kontribusi sebesar 54,53 persen pada kuartal II-2024, komponen ini tumbuh cukup kuat 4,93 persen. Hal ini mengindikasikan masih kuatnya permintaan domestik dan daya beli masyarakat," jelasnya.
Sementara itu, untuk komponen pengeluaran yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) sebesar 9,98 persen.
"Komponen ekspor impor juga mengalami pertumbuhan yang signifikan peningkatan ekspor didong oleh kenaikan nilai volume ekspor migas dan non migas. Sedangkan peningkatan impor didorong kenaikan impor bahan baku penolong," imbuhnya.