Resmikan Program EKI di Bojonegoro, Ketua OJK: Desa Kunci Pertumbuhan Ekonomi Nasional

OJK Resmikan Program EKI di Bojonegoro
Sumber :
  • VIVA/Ayesha Puri

Bojonegoro, VIVA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meresmikan program Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) di salah satu desa Bojonegoro pada Sabtu, 3 Agustus 2024. Ini jadi strategi OJK untuk menggerakkan sekaligus meningkatkan roda perekonomian serta literasi keuangan  warga desa.

5 Cara Hapus Data Pribadi di Aplikasi Pinjol

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Siregar Mahendra mengucapkan terima kasih kepada warga Desa Dolokgede dan sederet pejabat dan pelaku UMKM yang hadir pada acara kick off tersebut. Acara peresmian berlokasi di Gelanggang Olahraga Desa Dolok Gede.

Mahendra menjelaskan program EKI mempunyai peran penting terhadap inklusi literasi dan sektor jasa keuangan dan perekonomian Indonesia. Tanpa mengesampingkan tugas utama OJK dalam melakukan pengawasan, pengaturan, perizinan dan pelayanan kepada seluruh konsumen, baik industri maupun masyarakat pengguna jasa keuangan di Tanah Air. 

Gibran Minta Menpar Gelar Event hingga Convention di Lokasi Pasca-Bencana Guna Pulihkan Ekonomi Setempat

"Meski belum sempurna dilakukan tetapi kami terus mengupayakan peningkatan, perbaikan," ujar Ketua OJK, Mahendra Siregar.

Ketua OJK dan Mensekneg berkunjung ke booth pada peresmian EKI di Bojonegoro

Photo :
  • VIVA/Ayesha Puri
OJK Pastikan UMKM yang Utangnya Dihapus karena Masuk Kriteria PP 47/2024 Keluar dari Daftar Hitam SLIK

OJK juga berkomitmen untuk ikut mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di daerah.  Langkah tersebut tak lepas dari kondisi keuangan global. 

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen, Friderica Widyasari Dewi menambahkan tujuan program EKI adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan inklusi keuangan tersebut. Baik melalui UMKM, dan juga inklusi keuangan lainnya.

"Sampai saat ini, program EKI sudah berjalan di 36 desa di seluruh Indonesia. Tahun ini OJK berencana ada 44 wilayah desa yang akan diberikan pendampingan. Dengan target setiap tahun ada sekitar 40-50 untuk EKI ini," ujar Frederica.

Di samping kondisi ekonomi dunia, landasan tercetusnya program EKI adala hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK), yang menunjukkan adanya ketimpangan (gap) yang cukup besar mengenai inklusi dan literasi antara warga desa dan kota.

"Kita berusaha mengejar ketertinggalan itu dengan memberikan edukasi dan inklusi kepada masyarakat desa," imbuhnya. 

Hendra mengungkapkan program EKI yang bertujuan meningkatkan pertumbuhan warga desa jadi kunci penguatan ekonomi daerah (domestik), di mana akhirnya berkolerasi terhadap ekonomi nasional.  

Produk UMKM warga Dolokgede, Bojonegoro

Photo :
  • VIVA/Ayesha Puri

Setiap desa mempunyai keunikan yang dapat dikelola dan dimanfaatkan sebagai potensi menggerakkan roda perekonomian warga lokal. Ini menjadi elemen penopang ekonomi daerah. Hendra mengamanatkan kantor perwakilan di daerah supaya diberikan tugas tambahan untuk menginventarisasi, pemetaan dan optimalisasi dari sektor dan industri unggulan di setiap provinsi masing-masing. 

"Dalam pelaksanaannya tetap dilaksanakan di tingkat kabupaten berlaku untuk (usaha) mikro dan makro. Sedangkan, untuk di level desa dilakukan program EKI sehingga partisipasi dan manfaatnya dapat  lebih dirasakan oleh masyarakat," tutur Hendra. 

OJK bekerja sama dengan segenap pemerintah untuk mempercepat akselerasi keuangan di Tanah Air. Beberapa stakeholder yang ikut berpartisipasi menyukseskan program EKI antara lain Kementerian Sekretariat Negara, Bank BRI, Bank Jatim, Pegadaian, BPJS Ketenagakerjaan, PNM, Asuransi Jasindo dan sebagainya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya