Deflasi 3 Bulan Beruntun, Gubernur BI Ungkap karena Harga Pangan Turun

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta, VIVA – Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami deflasi selama tiga bulan beruntun, yakni pada bulan Mei, Juni, dan Juli 2024. Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menjelaskan, deflasi 3 bulan beruntun itu disebabkan penurunan harga pangan, utamanya pada kelompok volatile food.

Serikat Pekerja Surati Pemerintah Minta Selamatkan Sektor IHT dari Ancaman PHK

Kelompok volatile food pada Juli 2024 tercatat mengalami deflasi sebesar 1,92 persen secara month-to-month (mtm), lebih dalam dari deflasi bulan sebelumnya yang sebesar 0,98 persen (mtm). Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 3,63 persen secara year-on-year (yoy), atau menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 5,96 persen (yoy).

"Kalau deflasi pangannya (secara tahunan) turun, kan tambah sejahtera rakyatnya. Karena pangan itu sebagian besar untuk rakyat kan?," kata Perry dalam konferensi pers 'Hasil Rapat Berkala KSSK III Tahun 2024', di Kantor Pusat LPS, Jakarta, Jumat, 2 Agustus 2024.

Ridwan Kamil Janji Gelar Program Sembako Murah Rp 5 Ribu Tiap Bulan jika jadi Gubernur

Ilustrasi pendorong inflasi.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

Deflasi kelompok volatile food dikontribusikan utamanya oleh komoditas bawang merah, tomat, dan daging ayam ras. Penurunan harga komoditas pangan didukung oleh peningkatan pasokan, seiring berlanjutnya musim panen dan penurunan harga pakan untuk komoditas daging ayam ras.

Pemerintah Tarik Utang, Cadangan Devisa RI Oktober 2024 Naik Jadi US$151,2 Miliar

Perry memprediksi, kedepannya inflasi volatile food tetap akan terkendali, didukung sinergi pengendalian inflasi oleh Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.

Meski demikian, tersirat bahwa Perry menyatakan bahwa deflasi tiga bulan berturut-turut itu justru tidak menunjukkan turunnya daya beli masyarakat. Hal itu dapat dilihat dari kondisi inflasi inti pada Juli 2024, yang tercatat sebesar 0,18 persen (mtm) atau lebih tinggi dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,10 persen (mtm).

Meski bergerak naik, namun Perry memastikan bahwa kondisi inflasi inti masih terkendali rendah karena masih berada di bawah level 2,5 persen.

"Gerakan naik inflasi inti ini menunjukkan permintaannya naik. Ingat, inflasi inti itu adalah perbedaan antara permintaan dengan pasokannya," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya