Kredit Tumbuh 12,36 Persen, Bos OJK Pastikan Kinerja Perbankan Tetap Stabil
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta, VIVA – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar melaporkan, dengan dukungan permodalan kuat dan likuiditas yang memadai, dipastikan bahwa stabilitas jasa keuangan nasional masih dapat dijaga dengan baik.
Dia menyebut, meskipun saat ini kondisi dunia masih diliputi dengan beragam ketidakpastian dan gejolak perekonomian global, namun OJK dipastikan masih dapat mengendalikan profil risiko yang ada.
"Kinerja perbankan terjaga stabil, yang dapat dilihat dari dukungan tingkat permodalalan atau capital adequacy ratio (CAR) bank yang tinggi di kisaran 26,18 persen," kata Mahendra dalam konferensi pers 'Hasil Rapat Berkala KSSK III Tahun 2024', di Kantor Pusat LPS, Jakarta, Jumat, 2 Agustus 2024.
Selain itu, Mahendra juga melaporkan bahwa kinerja intermediasi perbankan masih terjaga sangat baik. Di mana, kredit berhasil tumbuh 12,36 persen kuartal II-2024 secara year-on-year (yoy) menjadi sebesar Rp 7.478 triliun.
Hal itu antara lain ikut ditopang oleh kredit investasi yang tercatat tumbuh mencapai sebesar 15,09 persen (yoy), dan kredit modal kerja (KMK) yang juga tumbuh sebesar 11,68 persen.
"Selain itu, DPK (dana pihak ketiga) juga tumbuh 8,45 persen (yoy) atau sebesar Rp 8.722 triliun, dengan giro terbesar 13,48 persen," ujar Mahendra.
Dengan tingginya pertumbuhan kredit terutama kredit investasi itu, Mahendra meyakini bahwa pertumbuhan dunia usaha juga masih akan tetap tinggi. Meskipun di sisi lain, data aktivitas manufaktur alias purchasing managers index (PMI) mengalami kontraksi, di mana modal kerja tumbuh lebih rendah dari kredit investasi.
Sementara dari sisi likuiditas perbankan per Juni 2024, tercatat bahwa Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) berada di angka 112,33 persen, dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) bertengger di kisaran 25,37 persen.
"Artinya, keseluruhan confidence dan optimisme pertumbuhan industri dan manufaktur dapat terjaga baik, yang dapat dilihat kuat dari sisi kredit investasi tersebut," ujarnya.