Akvindo Dorong Pemerintah Edukasi Masyarakat soal Produk Tembakau Alternatif
- dok. pixabay
Jakarta, VIVA – Asosiasi Konsumen Vape Indonesia (Akvindo) mendorong pemerintah untuk mengedukasi masyarakat mengenai produk tembakau alternatif. Hal ini disebut sebagai upaya menekan prevalensi merokok di Indonesia.
Ketua Akvindo, Paido Siahaan menyarankan, pemerintah dapat memanfaatkan potensi produk tembakau alternatif dengan cara memberikan edukasi kepada masyarakat, tentang manfaat dan profil risiko produk tersebut.
"Potensi produk tembakau alternatif yang lebih rendah risiko dapat dimanfaatkan pemerintah untuk menekan prevalensi merokok di Indonesia," kata Paido dalam keterangannya, Rabu, 31 Juli 2024.
Menurutnya, produk yang telah terbukti secara kajian ilmiah lebih rendah risiko ini, hanya diperuntukkan bagi perokok dewasa yang mencari alternatif untuk mengurangi kebiasaan merokok. Manfaat yang diharapkan dari penggunaan produk ini termasuk pengurangan risiko dibandingkan terus merokok.
"Secara kajian ilmiah, hasil dari penggunaan produk tembakau alternatif berupa uap, bukan asap seperti pada rokok yang mengandung banyak zat kimia berbahaya," ujar Paido.
Dia mengatakan, pemerintah Indonesia dapat berkaca pada keberhasilan negara maju seperti Jepang, dalam mendukung penuh kehadiran produk tembakau alternatif bagi perokok dewasa untuk beralih dari kebiasaan merokok. Dukungan yang diberikan pemerintah menurutnya bisa melalui edukasi dan penyebaran informasi komprehensif, tentang produk hasil inovasi ini kepada khalayak luas.
Dalam laporan bertajuk 'Cigarette sales halved: heated tobacco products and the Japanese experience', yang dipublikasikan oleh Global State of Tobacco Harm Reduction (GSTHR) pada Mei 2024 menyebut, dukungan Pemerintah Jepang terhadap pemanfaatan produk tembakau alternatif yaitu produk tembakau yang dipanaskan, terbukti berhasil mengurangi konsumsi rokok yang ditunjukkan melalui penurunan penjualan sebesar 52 persen.
Penjualan rokok di Jepang mencapai 182,34 miliar batang pada 2015, kemudian pada 2023 menurun menjadi 88,1 miliar batang ketika produk tembakau alternatif tersedia lebih luas .
Hal itu berkat dukungan Pemerintah Jepang terhadap keberadaan produk tembakau alternatif. Dukungannya diperkuat dengan kebijakan tarif cukai produk tembakau alternatif sebesar dua kali lebih rendah dibandingkan rokok dan tetap memperbolehkan penggunaan produk tembakau alternatif di ruangan khusus untuk aktivitas makan dan minum, seperti pada restoran.