Luhut Minta SKK Migas Itung Cuan Pemerintah dari 2 Proyek CCS Raksasa Senilai US$1,2 Miliar
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta, VIVA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, saat ini ada dua proyek Carbon Capture and Storage/Carbon Capture Utilization and Storage (CCS/CCUS), yang tengah berjalan di Indonesia.
Keduanya yakni proyek BP Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat, dan proyek CCS Sunda Asri yang memiliki potensi investasi hingga mencapai angka US$1,2 miliar.
"Tadi sudah dijelaskan oleh Pak Dwi Soetjipto (Kepala SKK Migas) bahwa itu ada US$1,2 miliar yang bisa didapatkan di sana. Kita lagi suruh hitung tadi berapa sih angka yang bisa didapat oleh pemerintah," kata Luhut di acara International dan Indonesia Carbon Capture Storage (IICCS) Forum 2024, di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu, 31 Juli 2024.
Kedua proyek itu diketahui memiliki kapasitas penyimpanan karbon yang sangat besar. Misalnya BP Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat, dengan kapasitas penyimpanan karbon sebesar 1,8 gigaton karbon dioksida (CO2).
Potensi besar penyimpanan karbon di proyek BP Tangguh ini disebut-sebut akan menjadi hub CCS pertama di Indonesia, yang tidak hanya akan menangkap dan menyimpan CO2 dari berbagai industri di Indonesia melainkan juga dari luar negeri.
Kedua adalah proyek CCS Sunda Asri yang merupakan hasil kerja sama antara Pertamina dan ExxonMobil, yang juga berpotensi menjadi CCS hub lainnya di bagian barat Indonesia. Proyek ini diketahui memiliki potensi menyimpan CO2 dari Singapura, dan industri-industri domestik lainnya yang sulit mengurai emisi.
Luhut menjelaskan, saat ini Indonesia telah memiliki total 15 proyek potensial CCS, dengan target on-stream pada 2026-2030 mendatang. Hal itu menurutnya masih ditambah dengan adanya 630 gigaton potensi CCS yang ada di Tanah Air.
"Kita punya 630 gigaton. Dengan 630 gigaton potensi CCS itu, kita saling berupaya untuk bisa nanti capture CO2 tadi," ujar Luhut.
Karenanya, dari kedua proyek percontohan CCS/CCUS di Indonesia itu, Luhut berharap hal itu bisa mengundang investasi baru, menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan transfer teknologi, utamanya melalui kerja sama internasional dan komitmen kuat terhadap inovasi dan teknologi.
"Sehingga kita bisa mencapai target pengurangan emisi global dan mewujudkan masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan di Indonesia," ujarnya.