Pastikan Program CCS Lanjut, Luhut Sudah Mulai Lapor Ke Prabowo

[dok. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, usai membuka perhelatan 'The 2nd International & Indonesia Carbon Capture and Storage (IICCS) Forum 2024', di JCC Senayan, Jakarta, Rabu, 31 Juli 2024]
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta, VIVA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan meyakini, presiden terpilih Prabowo Subianto bakal melanjutkan program-program pemerintah terkait penerapan teknologi Penangkapan dan Penyimpanan Karbon alias Carbon Capture and Storage (CCS), dalam upaya mencapai komitmen energi berkelanjutan dan tujuan Net-Zero Emission di tahun 2060 mendatang.

Pemerintah Inggris Umumkan Dukung Indonesia Gabung OECD

Hal itu diutarakan Luhut, usai membuka perhelatan 'The 2nd International & Indonesia Carbon Capture and Storage (IICCS) Forum 2024', yang akan berlangsung pada 31 Juli-1 Agustus 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta.

"Saya kira presiden terpilih Prabowo juga akan menyetujui, dan kita sudah juga laporkan ke beliau," kata Luhut as aat ditemui di acara The 2nd IICCS Forum 2024', kawasan Senayan, Jakarta, Rabu, 31 Juli 2024.

Ketum Kadin Anindya Ungkap Prabowo Bakal Umumkan Kesepakatan RI dengan Perusahaan Besar di Inggris

Dia mengatakan, dalam upaya-upaya mendukung berbagai proyek terkait penerapan CCS tersebut, pemerintah akan kembali mengevaluasi sejumlah regulasi. Tujuannya supaya aturan-aturan terkait penerapan CCS dapat diefisienkan secara regulatif, demi mendukung pelaksanaan berbagai proyek terkait penerapan CCS tersebut.

[dok. Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati bersama Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, usai meluncurkan Simbara di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin, 22 Juli 2024]

Photo :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Zulhas Tegaskan Indonesia Tak Impor Beras pada 2025, Ada Tapinya

"Kita mau regulasi-regulasi itu kita buat jangan terbelit-belit, jangan sampai berhari-hari atau beratus hari untuk mendapatkan approval," ujar Luhut.

Dia menegaskan, hal itu sebagaimana yang pernah terjadi pada sejumlah proyek investasi di sektor migas. Dimana aturan yang memayungi proyek-proyek investasi itu, dinilai sudah tidak bisa lagi mengakomodir kondisi dan situasi terkini yang terjadi di lapangan.

"Jadi seperti saya katakan tadi, misalnya investasi dalam bidang migas, kenapa (perizinannya) lama? Itu karena masih (menggunakan) peraturan, yang dipakai waktu dulu mencari migas itu masih gampang. Sekarang kebanyakan migas yang dicari itu dari laut dalam, tapi peraturannya masih sama. Itu kan ndak benar," ujarnya.

Senada dengan Luhut, Direktur Eksekutif Indonesia CCS Center, Belladonna Troxylon Maulianda mengatakan, upaya pembenahan dari segi regulasi yang dilakukan oleh pemerintah saat ini, merupakan langkah yang sangat tepat dan strategis dalam kerangka penerapan teknologi CCS di Tanah Air.

Ilustrasi emisi karbon.

Photo :
  • Pixabay

Sebab, menurutnya Indonesia berada di garis depan dalam upaya-upaya global untuk mengurangi emisi karbon. Dengan memanfaatkan teknologi CCS, Indonesia tidak hanya dapat memenuhi komitmen iklim nasional, tapi juga membuka jalan bagi ekonomi yang lebih hijau dan berkelanjutan.

"The 2nd IICCS Forum yang sudah dilaksanakan di tahun kedua ini, juga menjadi ajang penting untuk memperkuat kolaborasi internasional dan mempromosikan inovasi teknologi. Delegasi dari berbagai negara dan perusahaan multinasional akan berpartisipasi dalam diskusi panel dan sesi short course, yang membahas tantangan dan peluang dalam penerapan CCS," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya