RI Kini Punya Laboratorium Pengujian Baterai EV Terlengkap dan Tercanggih
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta, VIVA – Indonesia kini disebut memiliki laboratorium pengujian baterai electrical vehicle (EV) terlengkap dan tercanggih. Laboratorium diresmikan melalui kerja sama antara PT Carsurin Tbk (Carsurin) dan National Battery Research Institute (NBRI).
Peresmian itu dilakukan saat pembukaan acara International Battery Summit (IBS) 2024 di Jakarta beberapa waktu lalu, yang turut dibuka oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan, dan Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn) Dr. Moeldoko.
Direktur Utama PT Carsurin Tbk, Sheila Tiwan mengatakan, kerja sama strategis antara Carsurin dan NBRI ini tidak hanya menandai langkah menuju pencapaian visi Indonesia untuk menjadi pusat global produksi baterai EV. Melainkan juga mewakili model kolaborasi antara sektor swasta dan lembaga penelitian, dalam mendorong terciptanya inovasi dan keberlanjutan.
"Carsurin dengan NBRI telah mengumumkan Kerjasama Aliansi Strategis pada bulan Februari 2024, yang menandai kemajuan signifikan dalam kolaborasi kedua belah pihak untuk memperkuat posisi Indonesia dalam industri EV," kata Sheila dalam keterangannya, Selasa, 30 Juli 2024.
Dia menjelaskan, dalam perjanjian kerjasama tersebut ditetapkan kerangka kerja operasional fasilitas pengujian baterai EV yang canggih dan terlengkap, guna memenuhi standar tertinggi keselamatan, efisiensi, dan pengelolaan lingkungan.
"Pendirian fasilitas pengujian baterai EV merupakan langkah penting dalam perjalanan kami menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan untuk Indonesia," ujar Sheila.
Dia memastikan, Carsurin dan NBRI siap melakukan kemajuan yang signifikan dalam mengurangi emisi karbon dan meningkatkan keamanan energi negara, sekaligus memposisikan Indonesia sebagai pemain kunci dalam industri EV global.
Sheila menjelaskan, fasilitas pengujian baterai EV terlengkap ini akan menyediakan jasa pengujian laboratorium yang komprehensif untuk baterai pack EV, di berbagai skenario dan kondisi. Cakupannya yakni termasuk pengujian uji jatuh, kejut mekanis, vibrasi, proteksi pengisian (charging) berlebih, proteksi pengosongan (discharging) berlebih, kejut termal dan siklus termal, perlindungan suhu berlebih, perlindungan hubungan singkat eksternal, dan ketahanan api.
"Tahap awal pengujian baterai EV akan memprioritaskan mode transportasi kendaraan roda 2, sejalan dengan pasar pembelian EV di Indonesia," ujarnya.
Senada, Pendiri NBRI, Prof. Evvy Kartini mengatakan, hadirnya laboratorium pengujian baterai EV ini merupakan bukti dari visi pihaknya, untuk menjadikan Indonesia memiliki teknologi yang canggih dan berkelanjutan. Yakni dengan menggabungkan sumber daya dan keahlian, dengan menetapkan standar baru untuk pengujian, penelitian, dan inovasi baterai EV.
"Kerjasama strategis ini bukan hanya jasa laboratorium saja, namun juga melambangkan potensi dan kemajuan Indonesia sehingga dapat mendorong perubahan global dalam industri EV. Bersama-sama, kami menuju ke masa depan di mana energi terbarukan dan trknologi menciptakan dunia yang lebih bersih, lebih berkelanjutan untuk generasi yang akan datang," ujarnya.