6 Ciri-ciri Kelas Menengah, Apakah Kamu Termasuk?
- Freepik
Jakarta – Kelas menengah atau middle class sering dianggap sebagai kelas sosial ekonomi yang ideal. Pasalnya mereka dinilai mempunyai gaya hidup yang seimbang antara kebutuhan dan keinginan.
Mengutip databok, Bank Dunia membagi kelas menengah menjadi dua kategori yaitu middle class dan aspiring middle class. Kelompok masyarakat kelas menengah sangat besar.
Data Bank Dunia tahun 2016 menunjukkan middle class terdiri atas 53,6 juta orang. Sementara kelompok aspiring middle class berjumlah 114,7 juta orang. Sehingga total kelas menengah keseluruhan mencapai 168,3 juta orang atau setara 64,5 persen (261 juta jiwa) populasi masyarakat Indonesia.
Berbagai kebijakan pemerintah yang dikeluarkan belakangan dinilai memberikan beban berat terhadap kelompok kelas menengah. Kalangan ini tak tersentuh stimulus bantuan sosial layaknya keluarga kelas bawah. Tidak juga mendapatkan 'keuntungan' seperti kelas atas.
Kelas menengah jadi kalangan yang paling berat karena kebijakan stakeholder berpotensi menguras lebih banyak pendapatan. Mulai dari rencana pemungutan iuran Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera), kenaikan pajak, dan lainnya.
Sebenarnya siapa yang termasuk kalangan kelas menengah? Forbes menguraikan ciri-ciri kelas atas melihat dari enam aspek, antara lain:
Ciri-ciri Middle Class
1. Pendapatan
Cara paling mudah menentukan kelas menengah adalah dengan melihat jumlah pendapatan seseorang. Pew Research Center mengungkapkan kelas menengah memiliki penghasilan dua pertiga hingga dua kali lipat pengeluaran.
Artinya, rata-rata pendapatan keluarga kelas menengah pada umumnya mulai dari US$35-106 ribu setara Rp 569,88 juta sampai Rp 1.72 miliar per tahun. Di Amerika Serikat terdapat 51 persen kelas menengah, 30 persen berpenghasilan rendah dan 19 persen dari kalangan atas.
2. Pendidikan
Forbes menyoroti ciri kalangan menengah dari tingkat pendidikan. Gelar sarjana secara historis dipandang sebagai tiket menuju kehidupan kelas menengah yang didukung pandangan Gallup Megan Brenan. Gallup mengatakan dua pertiga lulusan perguruan tinggi menganggap diri mereka kelas menengah atau aspire middle class.
"Tingkat pendidikan secara konsisten berhubungan dengan bagaimana orang mengidentifikasi kelas mereka. Namun pendidikan tersebut tidak murah, dan tingkat utang mahasiswa rata-rata terus meningkat," ujar Editor Senior Forbes itu.
Melansir Education Data Initiative, utang akibat biaya pendidikan rata-rata mencapai US$37.650 pada tahun 2023. Nilai tersebut naik US$11 ribu dari tahun 2007. Dampaknya utang yang dimiliki keluarga untuk membiayai pendidikan anaknya semakin sulit untuk membangun kekayaan dan meningkatkan status sosial ekonomi.
3. Pekerjaan
Kriteria seseorang dapat dianggap sebagai kelas menengah dapat dapat dilihat dari jenis pekerjaan. Menurut Pew, beberapa industri dengan jumlah pekerja berpendapatan menengah terbesar antara lain militer, administrasi publik, manufaktur, konstruksi, pendidikan, transportasi, pergudangan dan utilitas.
Lebih lanjut, pekerjaan di dalam ruangan serta memerlukan gelar tingkat lanjut jadi indikator seseorang berada sebagai kalangan kelas menengah. Profesi ini lebih mengandalkan 'kerja cerdas'.
Daripada jenis pekerjaan yang menuntut 'kerja keras' menggunakan fisik. Pekerjaan tersebut juga memberikan tunjangan dan fasilitas tambahan seperti asuransi kesehatan dan pensiun.
4. Kepemilikan Rumah
Kepemilikan rumah peibadi jadi salah satu penanda kehidupan kelas menengah. Namun, indikator ini semakin sulit untuk dicapai karena harga properti yang terus melejit dari tahun ke tahun.
Dilansir CEIC DATA, laporan pertumbuhan harga rumah di tanah sekitar 1,9 persen pada 2024. Dari berbagai sumber, harga hunian di Jakarta menyentuh nominal Rp 1 miliar.
Selain permintaan yang terus meningkat sehingga harga rumah 'menggila', faktor lain adalah bunga hipotek kian melambung serta inflasi.
5. Jumlah Tabungan
Menurut Pew, kelas menengah mempunyai minimal tabungan senilai USD 18 ribu sitara Rp 293,08 juta. Ekonom dan konsultan keuangan pribadi, Sylvia Porter, mengungkapkan setidaknya keluarga atau individu memiliki dana darurat sejumah dua kali pendapatan bulanan.
Tujuannya supaya terhindar dari risiko krisis uang, kehilangan pekerjaan secara mendadak, dan pengeluaran yang membengkak secara tiba-tiba. Situasi tersebut jelas dapat mempengaruhi kondisi keuangan jadi tidak stabil yang berimbas mempersulit menjalani hidup di kemudian hari.
6. Dana Pensiun
Direktur Researcher National Institute on Retirement Security (NIRS), Tyler Bond, mengatakan kepemilikan dana pensiun atau jaminan sosial hari tua dapat menjadi indikator seseorang berada di kelas menengah. Jumlahnya sekitar 36 persen yang harus disisihkan dari pendapatan. Namun, nominal tersebut umumnya disponsori perusahaan.