Jaga Rasio Kredit Macet UMKM Tetap Rendah, BRI Pakai Strategi Ini

Direktur Utama BRI, Sunarso
Sumber :
  • BRI

Jakarta – Sejumlah strategi dilakukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI untuk menjaga rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) UMKM tetap rendah. Salah satunya adalah selektif dalam menyalurkan kredit ke segmen tersebut.

OJK Terbitkan Aturan Buat Perkuat Penanganan Kegiatan Usaha Tanpa Izin

Menurut Direktur Utama BRI, Sunarso, kredit UMKM BRI harus tetap tumbuh, namun perlu selektif dalam memilih UMKM-nya.

"Maka risk acceptance kriterianya kita perketat. Loan portfolio guideline-nya itu kita perketat,” kata Sunarso dalam konferensi pers Paparan Kinerja Keuangan Triwulan II 2024 di Jakarta, Kamis, 25 Juli 2024.

Perusahaan Anak BRI Raih Peringkat Pertama Dalam Kompetisi Pembukaan Rekening Efek Terbanyak

Kemudahan bertransaksi melalui QRIS BRI bagi pelaku UMKM

Photo :
  • BRI

Dijelaskan pula bahwa portofolio UMKM yang sudah ada juga tetap dilakukan pemilahan kembali. Di antaranya, mana UMKM yang masih bisa melanjutkan kreditnya dan mana yang sedang bermasalah.

Prabowo Hapus Utang Macet Petani-UMKM, PKB Sebut Langkah Heroik Buat Wong Cilik

Jika memang dibutuhkan kelonggaran untuk kredit UMKM, lanjut Sunarso, maka BRI akan mengikuti instruksi pemerintah. Apabila tidak ada kelonggaran, BRI melakukan restrukturisasi sesuai dengan prinsip-prinsip atau ketentuan umum yang berlaku yang selama ini dilakukan oleh bank.

“Kalau memang tidak bisa direstrukturisasi, maka terpaksa kita harus write off, kita harus hapus buku. Maka kemudian di situlah cadangan berbicara, seberapa kuat kita punya cadangan,” kata Sunarso.

Strategi terakhir, kata Sunarso, BRI tetap melakukan penagihan terhadap debitur yang sudah dihapusbukukan (write off). Dalam hal ini, BRI fokus kepada langkah pemulihan (recovery) terhadap kredit-kredit yang sudah dihapusbukukan.

Kredit UMKM yang Tersalur hingga Kuartal II-2024

Hingga akhir kuartal II-2024, BRI menyalurkan kredit sebesar Rp 1.095,64 triliun kepada segmen UMKM atau mencapai porsi 81,96 persen dari total kredit yang disalurkan bank berplat merah tersebut.

Rasio loan at risk (LAR) BRI tercatat membaik, turun dari semula 14,94 persen pada akhir triwulan II 2023 menjadi 12,00 persen pada akhir triwulan II 2024. Sedangkan rasio NPL BRI terjaga di kisaran 3,05 persen, dengan rasio NPL coverage berada pada level yang memadai sebesar 211,60 persen. Sunarso mengatakan bahwa NPL UMKM BRI masih lebih baik atau di bawah NPL UMKM rata-rata industri perbankan.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), NPL gross UMKM pada Mei 2024 tercatat stabil yaitu sebesar 4,27 persen atau naik tipis dari 4,26 persen pada April 2024. Sejalan dengan penurunan LAR total kredit menjadi sebesar 10,75 persen pada Mei 2024, OJK mencatat LAR kredit UMKM juga mengalami penurunan menjadi sebesar 13,83 persen pada Mei 2024 dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 17,63 persen.

Terkait risiko kredit khususnya pada segmen UMKM, berdasarkan hasil stress test yang telah dilakukan OJK, secara umum perbankan dinilai masih resilient didukung dengan permodalan yang terjaga dan tingkat pencadangan yang memadai.

Selain itu, catat OJK, secara umum rasio kredit yang berisiko (LAR) untuk UMKM saat ini dalam rentang level yang terjaga dan dalam tren yang menurun, jauh di bawah level puncaknya di masa pandemi COVID-19. (Ant)

Gedung Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Tingkatkan Edukasi Keuangan Global, OJK Selenggarakan OECD/INFE di Bali

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar acara Organization for Economic Cooperation and Development/International Network on Financial Education OECD/INFE.

img_title
VIVA.co.id
7 November 2024