Posisi SRBI Capai Rp 796 Triliun, 29 Persennya dari Modal Asing

Gedung Bank Indonesia
Sumber :
  • Dok. VIVA.co.id

Jakarta – Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang diterbitkan Bank Indonesia (BI) terbukti mampu menarik aliran modal asing (capital inflow) ke dalam negeri. Per 19 Juli 2024, posisi instrumen SRBI mencapai Rp 796 triliun. 

BI Dorong UMKM Manfaatkan Teknologi AI

Kepala Grup Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas (DPMA) BI, Ramdan Denny Prakoso menjelaskan bahwa dari angka tersebut, 29 persennya adalah porsi modal asing dan 71 persen sisanya dari dalam negeri.

"Posisi SRBI terakhir Rp 796 trilun, porsi asing 29 persen. Dan tentunya peran primary dealer terhadap investasi asing itu berperan," kata Denny dalam Editor Briefing di Sumba, dikutip Rabu, 24 Juli 2024. 

Setelah Bank Indonesia, Giliran KPK Geledah Kantor OJK soal Korupsi Dana CSR
Kepala Grup Departemen Pengelolaan Moneter & Aset Sekuritas (DPMA) BI, Ramdan Denny Prakoso

Kepala Grup Departemen Pengelolaan Moneter & Aset Sekuritas (DPMA) BI, Ramdan Denny Prakoso

Photo :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim

Implementasi primary dealar ini, lanjut Denny, merupakan bagian dari operasi moneter pro market. Saat ini, ada sekitar 18 primary dealer atau dealer utama pasar uang dan pasar valas yang salah satunya untuk SRBI.

Rupiah Melemah Lagi, Misbakhun: Bukan Akibat KPK Geledah BI

Jika dirinci, 18 dealer utama tersebut adalah Bank Danamon, Bank OCBC NISP, Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Bank Permata, BCA, Bank CIMB Niaga, Bank Maybank Indonesia, Bank DBS Indonesia, BNI 46, Bank UOB Indonesia, Standard Chartered Bank Indonesia, Bank HSBC Indonesia, Bank Tabungan Negara, Deutsche Bank AG, Bank BTPN, BPD Jawa Barat dan Banten, BPD Jawa Timur. 

"Implementasi primary dealer SRBI ini tidak semua bank boleh ikut di pasar perdana," katanya.

Tentunya, lanjut Denny, dealer utama ini harus dilihat dari historisnya, bagaimana keaktifannya di pasar uang, bagaimana infrastrukturnya, bagaimana risk management-nya, dan sumber daya yang dimiliki untuk dievaluasi secara periodik.

"Tentunya, kalau tidak perform, tidak bisa jadi bagian dari primary dealer. kalau ada yang perform bisa nanti berkembang jadi primary dealer," jelasnya. 

Denny menjelaskan, primary dealer ini memiliki fungsi sebagai market maker, redistribusi likuiditas, mendukung inflows.

"Mendukung inflows itu, artinya kalau kita lihat jaringannya bagus, bisa jadi juru bicara kita (ke investor luar negeri). Investor kita itu ada yang dari China ada yang dari India dan Eropa bagian sana. Jadi mereka akan banyak bertanya tidak hanya bagaimana SRBI, tapi bagaimana secondary market-nya, gampang atau enggak, dan dinamika harganya seperti apa," katanya. 

Dengan demikian, Denny menjelaskan, aliran modal asing yang masuk ke Indonesia lewat SRBI pun terus meningkat. Hal ini tak lepas dari peran dealer utama "Sehingga tidak heran. Posisi SRBI terakhir 796 trilun, porsi asing 29 persen dan tentunya peran primary dealer terhadap investasi asing itu sangat berperan," jelasnya.

SRBI Bisa Perkuat Rupiah dan Sangat Likuid

Uang dolar AS dan rupiah.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/tom.

Dengan banyaknya modal asing masuk lewat SRBI, maka nantinya akan terjadi penguatan terhadap nilai tukar rupiah. “Kehadiran pelaku asing dalam rangka memperkuat nilai tukar kita,” katanya.

Denny Juga menjelaskan bahwa SRBI itu bersifat sangat likuid. Sehingga, SRBI ini bukan kompetitor dari kredit. Justru ini membantu perbankan.

“Sekarang ada SRBI, terus (perbankan) tiba-tiba dapat kontrak kredit, itu yang ngantri banyak (untuk beli SRBI), karena instrumennya likuid. Jadi dia bukan kompetisi dari kredit, sepanjang belum ada tempat untuk kredit, boleh (ditaruh perbankan) di SRBI. Jadi SRBI itu instrumen market yang likuid” jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya