Luhut Beberkan Carut Marutnya Perizinan dan Kewenangan di Sektor Migas
- Instagram @luhut.pandjaitan
Jakarta –  Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, membeberkan sejumlah masalah yang masih menjadi kendala di sektor migas Tanah Air. Salah satu masalah yang disinggungnya terkait tumpang tindih kewenangan.
Melalui unggahan di Instagram pribadinya, @luhut.pandjaitan, dia mengatakan bahwa masalah perizinan hingga tumpang tindih kewenangan masih menghantui sektor migas nasional. Hal itu seiring target lifting yang harus terus dipacu guna mewujudkan ketahanan energi nasional.
Pun, alasan itu juga yang membuatnya menggelar rapat dengan seluruh kementerian/lembaga (K/L) terkait, guna mengevaluasi serta menyusun langkah strategis untuk mewujudkan tujuan tersebut.
Bahkan, Luhut mengaku sudah mengidentifikasi sejumlah persoalan, serta menyepakati upaya bersama sebagai tindak lanjut penyelesaiannya.
"Saya merasa bahwa proses perizinan dan tumpang tindih kewenangan antar Kementerian/Lembaga, sering kali menjadi hambatan. Kebijakan yang ada juga sering kali masih kurang memberikan iklim investasi yang menarik bagi para investor di sektor ini," kata Luhut sebagaimana dikutip dari Instagram @luhut.pandjaitan, Selasa, 23 Juli 2024.
Dia menjelaskan, ada 11 isu utama yang perlu diperbaiki di sektor hulu migas. Persoalan itu mulai dari lamanya persetujuan izin lingkungan, peraturan terkait ruang laut dan pertanian, perpajakan migas yang kurang kondusif, hingga kurangnya dukungan dari sebagian pemerintah daerah.
"Setiap K/L di dalam Task-Force yang sudah dibentuk, agar terus melakukan monitoring dan evaluasi atas kegiatan investasi, produksi dan lifting migas di Indonesia," lanjutnya.
Luhut berharap, setelah rapat koordinasi hari ini, setiap K/L punya komitmen yang sama untuk meningkatkan iklim investasi sektor migas, dengan mengejar kemudahan berbisnis (ease of doing business) di sektor ini.
"Saya yakin kita memiliki visi dan pandangan yang sama dalam upaya percepatan peningkatan produksi migas di Indonesia di tahun ini maupun di tahun-tahun mendatang," ujarnya.