Joe Biden Mundur dari Pilpres AS, BI Pede Dampaknya ke Nilai Mata Uang Masih Terkendali

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.
Sumber :
  • Dok Joe Biden

Waingapu – Bank Indonesia (BI) meyakini dampak pengunduran diri calon presiden AS, Joe Biden dari Pilpres terhadap pasar keuangan masih terkendali. Penguatan indeks dolar AS diperkirakan tidak seperti kemenangan Donald Trump pada 2016 lalu. 

Tren Positif Pasar Kripto Diharapkan Berlanjut di 2025

Kepala Grup Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas (DPMA) BI, Ramdan Denny Prakoso menilai situasi jika Trump menang di Pilpres AS kali ini akan berbeda dengan 2016, saat Trump berhadapan dengan Hillary Clinton.

"Saat itu indeks dolar naiknya signifikan. Kalau indeks dolarnya naik, berpotensi membuat mata uang lain melemah," kata Denny dalam Editor Briefing di Waingapu, Sumba Timur, NTT, Senin, 22 Juli 2024.

Setelah Bank Indonesia, Giliran KPK Geledah Kantor OJK soal Korupsi Dana CSR

Kepala Grup Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas (DPMA) BI, Ramdan Denny Prakoso

Photo :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim

Ketika Trump menang di 2016, indeks dolar AS naik dari angka 97 ke kisaran 101-102. Namun, untuk pemilu AS tahun ini, dipastikan berbeda situasi dan momennya jika Trump menang.

Dibayangi Tekanan, Rupiah Menguat di Level Rp 16.309 per Dolar AS

"Survei terakhir waktu itu (2016), Trump kalah, dan tiba-tiba menang, sehingga cukup mengagetkan dunia pasar keuangan. Kini sebagian besar meyakini tidak akan berulang, karena semua saat ini sudah bisa memperkirakan Trump akan menang," katanya. 

Kebijakan The Fed Lebih Memberi Dampak

ilustrasi suku bunga

Photo :
  • Adri Prastowo

Dengan demikian, Denny melanjutkan, Kebijakan The Fed justru lebih memiliki pengaruh terhadap nilai mata uang.

"Kebijakan The Fed akan lebih banyak pengaruhnya terhadap pasar keuangan ketimbang terpilihnya Trump. saya meyakini itu," tegasnya.

Joe Biden diketahui mengundurkan diri pada Minggu, 21 Juli 2024. Keputusan ini membuat banyak pihak memperkirakan Donald Trump akan mudah menang.

"Dulu, Trump dianggap tidak populer, tapi akhirnya menang. Sekarang sudah banyak memperkirakan Trump menang dengan mudah. Dengan pengunduran diri pak Biden semalam," jelasnya.

Apalagi, lanjutnya, The Fed sudah menunjukkan tanda-tanda kebijakan penurunan suku bunga pada bulan September dan November. Justru dampak The Fed ini lebih berdampak ke pasar keuangan.

"Akan lebih banyak dampak The Fed, ketimbang Trump. Melihat suku bunga the fed sudah mencapai peak (puncaknya)-nya dan loosening (akan lebih longgar untuk penurunan)," tegasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya