ADB Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Jadi 5 Persen di 2024

Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta – Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) merevisi ke atas pertumbuhan ekonomi 2024 di kawasan Asia-Pasifik menjadi 5 persen, dari proyeksi sebelumnya sebesar 4,9 persen.

Ekonomi Kuartal III-2024 Melambat, Gubernur BI Ungkap Konsumsi Kelas Bawah Harus Didorong

Kenaikan proyeksi pertumbuhan itu disebabkan oleh meningkatnya ekspor regional yang didorong oleh permintaan domestik yang kuat. Sedangkan pada 2025 pertumbuhan ekonomi Asia-Pasifik tetap sebesar 4,9 persen.

Kepala Ekonom ADB Albert Park mengatakan, setelah pemulihan pasca-pandemi yang didorong terutama oleh permintaan domestik, ekspor kembali meningkat dan membantu menggerakkan pertumbuhan ekonomi kawasan ini. Kuatnya permintaan global akan barang elektronik, terutama semikonduktor untuk aplikasi teknologi tinggi dan kecerdasan buatan, meningkatkan ekspor dari sejumlah perekonomian Asia.

Gubernur BI Beri Sinyal Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan pada 2025

“Fundamental kawasan ini masih kuat, tetapi para pembuat kebijakan tetap perlu memperhatikan sejumlah risiko yang dapat berdampak terhadap proyeksi ini, mulai dari ketidakpastian terkait hasil pemilu di perekonomian besar, sampai keputusan penetapan suku bunga dan ketegangan geopolitik," kata Albert dalam keterangannya Rabu, 17 Juli 2024.

Pertumbuhan Ekonomi

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa
Pertumbuhan Ekonomi Sumut 5,2 Persen Lebih Tinggi dari Nasional, PON XXI Jadi Pendorong

Di sisi inflasi, ADB memperkirakan pada tahun ini akan melambat di 2,9 persen, di tengah meredanya tekanan harga pangan global dan berlanjutnya pengaruh suku bunga yang lebih tinggi. 

Dia menyebut, meskipun inflasi di kawasan ini secara keseluruhan sudah melambat menuju tingkat pra-pandemi, tekanan harga masih cukup tinggi di sejumlah perekonomian. Inflasi harga pangan masih tinggi di Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Pasifik, sebagian akibat cuaca buruk dan pembatasan ekspor pangan yang dilakukan beberapa perekonomian.

Sementara itu, ekonomi China sebagai perekonomian terbesar kawasan ini diproyeksikan tetap tumbuh di 4,8 persen pada tahun ini. Hal ini didorong oleh berlanjutnya pemulihan konsumsi jasa dan ekspor yang lebih kuat daripada perkiraan, serta kegiatan industri, mendukung pertumbuhan ini, bahkan di tengah kesulitan sektor properti yang belum juga stabil. Pemerintah juga memperkenalkan sejumlah langkah kebijakan tambahan pada bulan Mei untuk mendukung pasar properti.

Lalu, untuk ekonomi India pertumbuhan ekonomi tidak berubah pada 7,0 persen untuk tahun fiskal 2024. Sektor industri India diproyeksikan akan tumbuh mantap, didorong oleh manufaktur dan permintaan kuat di sektor konstruksi. 

Kemudian pertanian diperkirakan meningkat kembali di tengah prakiraan musim hujan dengan curah hujan yang lebih tinggi daripada normal, sedangkan permintaan investasi masih kuat, yang dipimpin oleh investasi publik.

Untuk Asia Tenggara, prakiraan pertumbuhan dipertahankan pada 4,6 persen tahun ini di tengah perbaikan yang kuat baik pada permintaan domestik maupun eksternal. Lalu, proyeksi tahun ini untuk Kaukasus dan Asia Tengah naik menjadi 4,5 persen dari sebelumnya 4,3 persen, yang sebagian didorong oleh pertumbuhan yang lebih kuat daripada perkiraan di Azerbaijan dan Republik Kirgiz. 

Di Pasifik, proyeksi pertumbuhan untuk 2024 dipertahankan pada 3,3 persen, yang didorong oleh pariwisata dan belanja infrastruktur, bersamaan dengan bangkitnya lagi kegiatan pertambangan di Papua Nugini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya